SuaraJogja.id - Satya Swandaru (36), asal Kabupaten Bantul, menawarkan jasa antar-jemput pasien Covid-19 ke rumah sakit bagi yang membutuhkan. Satya sama sekali tidak mematok tarif bagi orang yang membutuhkan jasanya.
Lantas, jasa itu viral di media sosial belum lama ini. Awalnya pada Senin (9/8/2021) akun Twitter @ellyaqul mencuitkan, "Info bermanfaat gaes, boleh di share siapa tau ada yg membutuhkan. Lokasi Jogja."
Dalam cuitan itu ia melampirkan sebuah foto dengan keterangan berbunyi, "Ready antar jemput pasien Kopit..dari rumah sampai RS atau sebaliknya dan siap luar kota...pakai mobil pribadi..buat yang takut pakai ambuland...driver hanya pakai kacamata + masker +sekat mobil saja..jadi pasien atau tetangga tidak panik....tarif seiklasnya dan semampunya saja...enggak juga gpp.. bisa hub 089667802486 (satya) monggo bisa di share jika ada yg membutuhkan..."

Hingga kini twit tersebut disukai lebih dari 55 ribu akun dan di-retweet sebanyak 28 ribu kali.
Baca Juga:Nekat Rayakan Malam 1 Suro, Petugas Gabungan Bubarkan Kerumunan di Pantai Parangkusumo
Kepada SuaraJogja.id, Satya menceritakan bahwa apa yang ia lakukan itu berawal dari pengalaman seorang temannya yang terkonfirmasi positif Covid-19. Saat itu temannya kesulitan untuk mendapatkan transportasi lantaran orang-orang takut tertular. Selain itu, juga ada yang takut dibawa menggunakan ambulans.
"Jadi awalnya ada teman saya yang terpapar Covid-19 dan sulit mendapatkan transportasi dan ada juga yang takut dengan ambulans. Itu kejadiannya sudah satu tahun yang lalu," tutur dia pada Rabu (11/8/2021).
Aksi kemanusiaannya itu sudah dilakoni kurang lebih selama enam bulan terakhir. Dia menyatakan akan terus melakukannya selama perpanjangan PPKM.
"Dan yang jelas selama saya masih sehat dan kuat akan melakukannya," ujarnya.
Diakuinya, tidak ada tarif tertentu jika ada orang yang menghubunginya. Alasannya adalah, tidak semua masyarakat mampu dan saat terpapar virus corona pasti juga sudah banyak mengeluarkan biaya tak terduga. Bahkan tidak jarang uang yang dia dapat dari hasil mengantar pasien tidak sebanding dengan uang bensin yang ia keluarkan.
Baca Juga:Pemkab Bantul Fasilitasi Pembuatan Akta Kematian Bagi ASN yang Meninggal Terpapar Covid-19
"Saya memang tidak mematok tarif, seikhlasnya saja tetap insyaallah nutup [untuk beli bensin] karena ada juga pasien yang mampu memberikan lebih, sehingga bisa untuk menutup ongkos operasional," terang pria yang bekerja sebagai karyawan swasta itu.