SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kulon Progo terus mengupayakan berbagai cara untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di wilayahnya. Terbaru Dispar Kulon Progo meluncurkan tiga film pendek berlatar belakang objek wisata sekitar.
Penayangan perdana tiga film yang diproduksi menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) DIY itu sendiri telah dilaksanakan pada Sabtu (18/9/2021) malam di Auditorium Taman Budaya Kulon Progo. Ketiga film tersebut berjudul Dolan Mulia, Menoleh Menoreh dan Nusabrata.
Kepala Dispar Kulon Progo Joko Mursito menuturkan produksi film itu bertujuan untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan seluruh pihak dalam hal pengembangan kepariwisataan. Terlebih dengan menggandeng sejumlah komponen perangkat daerah dapat turut membantu menggeliatkan industri ekonomi kreatif di Bumi Binangun.
"Film ini akan kita jadikan dokumen pariwisata dan untuk meningkatkan promosi wisata melalui media yang berbeda terutama pada generasi muda," kata Joko dalam keterangannya kepada awak media, Minggu (19/9/2021).
Baca Juga:Hari Ini Candi Prambanan Dibuka untuk Wisatawan, Pengunjung Dibatasi Maksimal 7.500 Orang
Joko berharap generasi muda dapat lebih mengenali dan mencintai budaya sendiri di daerahnya sendiri khususnya Kulon Progo melalui media film ini.
"Jangan wisata keluar-keluar dulu, karena kita banyak potensi wisata yang bisa kita nikmati oleh putra daerah sendiri," ujarnya.
Seperti yang telah disampaikan Joko, film-film yang diproduksi ini turut menggandeng sejumlah tokoh penting di Kulon Progo. Di antaranya adalah Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo yang ikut mengambil bagian di dalam salah satu film.
Bupati Kulon Progo Sutedjo yang berperan dalam film Nusa Brata menyebut bahwa ketiga film ini sangat dimungkinkan mengangkat potensi wisata di wilayahnya. Baik mulai dari potensi pariwisata alam, budaya serta ekonomi kreatif.
"Semuanya film ada edukasi positifnya untuk publik, di samping juga semaksimal mungkin memperkenalkan potensi wisata yang ada di Kulon Progo," ujar Sutedjo.
Baca Juga:DisparBeri Pendampingan Desa Wisata di Sleman untuk Persiapan Beroperasi di Masa Pandemi
Sutedjo mengaku bukan pekerjaan yang mudah untuk menjadi seorang aktor khususnya dalam bermain film. Kendati begitu ia tetap bangga bisa berpartisipasi dalam salah satu film itu.
"Ternyata lebih enak nonton dari pada main film, karena dialog yang harus dihafalkan sesuai naskah, tidak seperti ketoprak yang masih bisa berimprovisasi," ungkapnya.
Sutedjo berharap, produksi film di Kulon Progo tidak hanya berhenti sampai di sini saja, tetapi bisa lebih terus berkembang dan memproduksi berbagai film dengan kualitas yang semakin baik.
"Setelah ini harus dilanjutkan, harus ada proses pembuatan film-film lagi, tentu harapannya kedepan semakin banyak film juga semakin mahir dengan peningkatan kualitasnya," tegasnya.
Dalam kesempatan ini Sutedjo turut didaulat sebagai Aktor Terbaik dalam Nusa Brata Award. Tidak hanya Bupati yang bermain di film dan mendapatkan penghargaan.
Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana juga ikut mengambil peran dan mendapat anugrah Aktor Berbakat dalam salah satu produksi film. Ia mengaku bangga dapat ikut serta dalam produksi film tersebut.
Hal ini dinilai sebagai salah satu bentuk saling bekerjasama untuk menggali potensi-potensi wisata di Kulon Progo.
"Semoga kedepan semakin bagus, apalagi jika filmnya bisa tembus nasional agar potensi parisiwata kita juga makin terkenal," terang Fajar.
Selain Bupati dan Wabub, dua tokoh perempuan juga mendapat Nusa Brata Award, keduanya yaitu Sri Budi Utami Kepala Dinkes Kabupaten Kulon Progo sebagai Aktris Terbaik dan Akhid Nuryati Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo sebagai Pemeran Paling Gigih.