Tanpa Awan Panas, Kegempaan Guguran Merapi Terjadi 332 Kali dalam 24 Jam

Dalam periode pengamatan Rabu (22/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB terdapat hanya ada satu guguran lava dari Gunung Merapi.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 23 September 2021 | 08:58 WIB
Tanpa Awan Panas, Kegempaan Guguran Merapi Terjadi 332 Kali dalam 24 Jam
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Meski belum ada awan panas yang muncul tapi guguran lava juga masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Rabu (22/9/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB terdapat hanya ada satu guguran lava yang teramati masih mengarah ke barat daya.

"Teramati 1 kali guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.800 meter," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/9/2021).

Namun sejumlah kegempaan masih terjadi dalam periode tersebut. Kegempaan guguran masih terjadi paling banyak yakni sebanyak 332 kali, lalu disusul oleh hembusan 217 kali dan low frekuensi 87 kali. Ada pula kegempaan hybrid atau fase banyak 69 kali dan vulkanik dangkal 4 kali.

Baca Juga:Pamit Mendaki Merapi, Warga Glagaharjo Belum Pulang Sejak Kemarin

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Kamis (23/9/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB aktivitas Gunung Merapi kembali melandai. Dibuktikan dengan tidak teramati munculnya awan panas dan lava dari puncak Merapi.

Dalam periode pengamatan enam jam terakhir ini pun tidak teramati asap kawah yang keluar. Kendati begitu daalam periode tersebut juga masih tercatat sejumlah aktivitas kegempaan.

"Kalau untum kegempaan guguran 53 kali, hembusan 143 kali, hybrid atau fase banyak 6 kali dan low frekuensi 14 kali," terangnya.

Kendati aktivitas Gunung Merapi cenderung landai, tetapi status masih belum diturunkan yakni tetap pada Siaga (Level III). BPPTKG terus melakukan pemantauan jika memang terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Baca Juga:Teramati 45 Guguran Lava Merapi dalam 30 Jam Terakhir, Jarak Terjauh Hingga 2 Kilometer

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," imbuhnya.

Masyarakat juga diminta agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini