Kerajaan Kediri, Perkembangan, dan Keruntuhan

Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222.

Dythia Novianty
Senin, 01 November 2021 | 11:59 WIB
Kerajaan Kediri, Perkembangan, dan Keruntuhan
Kerajaan Kediri. [Wikipedia]

SuaraJogja.id - Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di Dahanapura (Daha), yang menjadi bagian Kota Kediri sekarang.

Ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga (pendiri Kerajaan Kahuripan) pada 1042. Hal ini berlandaskan dengan berita dalam Serat Yang dipersiapkan menjadi Arang bahwa waktu pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi hadir di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.

Pada November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya berlomba memperebutkan tahta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yakni Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yakni Kahuripan.

Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, yang berpusat di Daha. Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Adapun Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah dibiarkan tidak terikat Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala.

Baca Juga:Pedagang Buah Asal Jombang Tewas Setelah Tabrak Musala di Kediri

Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang semakin sering dipakai daripada nama Kadiri. Hal ini dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina berjudul Ling wai tai ta (1178).

Nama Kediri atau Kadiri berasal dari kata Khadri yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti pohon pace atau mengkudu (Morinda citrifolia). Batang kaulit kayu pohon ini menghasilkan zat perwarna ungu kecokelatan yang dipakai dalam pembuatan batik, sementara buahnya dipercaya benar khasiat pengobatan tradisional.

Mengkudu, Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah. (Shutterstock)
Mengkudu, Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah. (Shutterstock)

Perkembangan Kerajaan Kadiri

Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak banyak dikenal. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan keadaan perang saudara selang kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.

Sejarah Kerajaan Panjalu mulai dikenal dengan keadaan prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah dikenal. Sedangkan urutan raja-raja sesudah Sri Jayawarsa dikenal dengan jelas berlandaskan prasasti-prasasti yang ditemukan.

Baca Juga:Waspada, Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Jabar Hari ini

Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya sukses menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yakni Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.

Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah Kerajaan Panjalu merasakan masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.

Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun 1178. Pada masa itu negeri sangat kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Waktu itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa hadir Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatra ditinggali Kerajaan Sriwijaya.

Keruntuhan Kerajaan Kediri

Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama.

Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum Brahmana yang kemudian mencari perlindungan ke Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita melepaskan Tumapel yang adalah kawasan bawahan Kadiri.

Pasukan Ken Arok sukses menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang sejak waktu itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.

Patung Ken Arok (dok. istimewa)
Patung Ken Arok (dok. istimewa)

Setelah Ken Arok mengalahkan Kertajaya, Kadiri menjadi suatu wilayah di bawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai Bupati Kadiri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya.

Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yakni Jayakatwang. Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara karena dendam masa lalu leluhurnya dikalahkan oleh Ken Arok.

Setelah sukses membunuh Kertanegara, Jayakatwang mendirikan kembali Kerajaan Kadiri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan agresi gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.

Kontributor : Titi Sabanada

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak