Ratusan Warga Wadas Kembali Geruduk Kantor BBWS Serayu Opak, Ini Tuntutannya

Ratusan warga tersebut sudah berkumpul di depan kantor BBWSSO sejak pukul 12.04 WIB siang.

Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 06 Januari 2022 | 20:23 WIB
Ratusan Warga Wadas Kembali Geruduk Kantor BBWS Serayu Opak, Ini Tuntutannya
Ratusan warga Wadas menggelar aksi di depan kantor BBWS Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Ratusan warga Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kembali mengeruduk kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. Tuntutan warga kali ini pun tidak berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya yakni penolakan terhadap penambangan batuan andesit di wilayahnya.

Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id di lapangan, ratusan warga tersebut sudah berkumpul di depan kantor BBWSSO sejak pukul 12.04 WIB siang. Massa aksi yang datang itu tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa).

Banyaknya warga yang datang membuat polisi harus menutup akses jalan yang mengarah ke depan kantor BBWSSO tersebut tepatnya di Jalan Laksda Adisutjipto sisi utara. Pasalnya tidak sedikit massa yang kemudian tumpah ruah di jalanan.

Ratusan warga Wadas menggelar aksi di depan kantor BBWS Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Ratusan warga Wadas menggelar aksi di depan kantor BBWS Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

"Rencana penambangan batuan andesit yang akan dilakukan di desa Wadas sudah ditolak keras sejak diusulkan," kata Ketua Gempadewa, Insin Sutrisno.

Baca Juga:Peringati Hari Bakti PU, BBWS Serayu Opak Tanam Pohon di Embung Imogiri Bantul

Namun sayangnya hingga saat ini kata Insin, pemerintah justru tetap abai dan tidak memenuhi tuntutan warga tersebut. Walaupun sebenarnya juga berbagai upaya penolakan dan keberatan pembangunan Bendungan Bener sudah dilakukan.

Tidak hanya di tingkat desa saja melainkan hingga sampai kepada pemerintah pusat. Ia menyebut bahwa proyek yang tersebut sama sekali tidak memihak kepada kepentingan rakyat.

Sebab proyek itu dinilai hanya akan merusak wilayah sekitar khususnya tempat warga Wadas hidup selama ini.

"Bahkan, sejak desa Wadas ditetapkan sebagai tempat penambangan batuan andesit untuk bahan material pembangunan Bendungan Bener ini, warga malah kehilangan rasa aman dan selalu merasa was-was," terangnya.

Seperti yang diketahui sebelumnya Pemerintah melalui BBWS Serayu Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang melakukan pembangunan Bendungan Bener di Desa Guntur, Purworejo, Jawa Tengah.

Baca Juga:Motor Warga Wadas Dirusak hingga Pindah Rumah, Kades Setempat Angkat Bicara

Proyek itu membutuhkan bahan material berupa batuan andesit yang rencananya akan diambil dari dalam bukit sekaligus Desa Wadas itu sendiri. Setidaknya dari rencana itu lahan produktif seluas 114 hektar bakal terdampak dari penambangan ini.

Dari data yang berhasil diperoleh dari warga aparat kepolisian serta beberapa pihak lain cukup sering datang ke Desa Wadas. Setidaknya kedatangan itu terjadi sebanyak 16 kali dalam kurun waktu 28 hari kerja terhitung sejak 22 September 2021 lalu.

"Warga menilai fenomena ini merupakan intimidasi terhadap penolakan warga terhadap rencana penambangan batuan andesit itu," ungkapnya.

Ratusan warga Wadas menggelar aksi di depan kantor BBWS Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Ratusan warga Wadas menggelar aksi di depan kantor BBWS Serayu Opak di Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kamis (6/1/2022) siang. - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Ia menegaskan dalam aksi terbaru saat ini setidaknya ada lima tuntutan utama yang diajukan warga. Di antaranya adalah penolakan terhadap proses pengadaan tanah di Wadas, tolak usaha pertambangan di Wadas dan lawan teror dan intimidasi dari semua aparat.

Ditambah pula dengan tuntutan untuk cabut Omnibus Law beserta aturan turunannya serta warga meminta pemerintah menghentikan Seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menindas rakyat.

Setelah beberapa jam melakukan aksi di luar kantor BBWSSO, akhirnya perwakilan massa diperbolehkan masuk untuk melakukan audiensi bersama perwakilan pihak BBWSSO.

Adalah Heri Prasetyo dari tim Pengadaan Tanah Pembangunan Bendungan Bener yang akhirnya mewakili menemui massa aksi. Ia sendiri tidak bisa memberikan jawaban memuaskan bagi massa aksi sebab belum secara pasti memenuhi tuntutan para warga yang datang.

Ia hanya menyatakan bahwa proyek penambangan batuan andesit di Wadas sudah diperhitungkan dengan matang. Ditambah pula dengan antisipasi berbagai dampak yang bakal ditimbulkan ke depan. Hal itu yang membuat proyek itu akan tetap berlanjut.

“Semua kegiatan sudah diperhitungkan dengan baik, termasuk keamanannya. Terkait kerusakan alam, nanti akan kami reklamasi,” ungkap Heri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak