Relokasi Malioboro Tinggal Menghitung Waktu, Pedagang Minta Tetap Berjualan di Pedestrian sampai 7 Februari

Yati bersama pedagang lainnya sudah meminta dispensasi ini ke UPT Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 31 Januari 2022 | 08:06 WIB
Relokasi Malioboro Tinggal Menghitung Waktu, Pedagang Minta Tetap Berjualan di Pedestrian sampai 7 Februari
Para PKL berjualan di Kawasan Malioboro. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Polemik pemindahan atau relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro ke tempat baru masih tampak meski pemindahan tinggal menghitung waktu. Meski Februari 2022 PKL sudah harus berpindah, pedagang meminta kesediaan Pemkot Yogyakarta dan Pemda DIY memberikan waktu PKL tetap beraktivitas di tempat lama hingga 7 Februari. 

"Yang penundaan 3 tahun itu ditolak. Ya sudah kami menawar nanti sampai lebaran 2022 baru dipindah. Tapi tetap ditolak, ini kan kebangetan, mengapa sampai terburu-buru begitu?. Makanya kami minta sebelum pindah, biarkan pedagang beraktivitas sampai tanggal 7 Februari nanti," kata Ketua Paguyuban Angkringan Malioboro (Padma), Yati Dimanto dihubungi suarajogja.id, Minggu (30/1/2022).

Ia menjelaskan jika permintaan berjualan sampai tanggal 7 Februari juga tidak dibolehkan, pihaknya menyebut pemerintah cukup keterlaluan terhadap warganya.

"Kami tidak berhenti meminta penundaan itu ada alasannya. Sekarang kalau melihat kondisi tempat yang baru, seperti selter sementara, itu kan belum layak. Tidak siap tapi dipaksakan," keluhnya.

Baca Juga:Masih Ada Warga DIY Tolak Vaksinasi, Empat Kabupaten Sulit Capai 100 Persen

Yati bersama pedagang lainnya sudah meminta dispensasi ini ke UPT Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta. Namun begitu kebijakan ada di tangan Pemkot dan Pemda DIY.

"Kami tetap akan berjualan terus sampai tanggal 7 Februari. Sebenarnya kan kami diberi waktu pindah tanggal 1-7 Februari. Ya waktu itu kami ingin manfaatkan," kata Yati.

Pedagang, kata Yati mengatakan berkali-kali bahwa tidak ada penolakan dari pedagang terhadap relokasi itu. Namun jika pemerintah tidak bisa menjamin kesiapan dan pengembangan ekonomi warga di Malioboro dengan program relokasi ini, sebaiknya ditunda.

Meski dirinya tahu bahwa permintaan itu belum tentu dikabulkan bahkan ada petugas yang akan menertibkan PKL yang tidak segera pindah, dirinya berpesan, pedagang merupakan bagian dari menghidupkan Malioboro yang saat ini sudah tersemat label cagar budaya tak benda dari UNESCO.

Terpisah, Ketua PPKLY, Wawan Suhendra mengungkapkan bahwa dirinya masih berjualan seperti biasa. Meski Februari diminta untuk mulai pindah, pihaknya urung langsung melakukan pindahan.

Baca Juga:Berulang Kali Terlibat Kasus Narkoba, 2 Pengedar Sabu-Sabu Ditangkap BNNP DIY

"Ya kami tetap melihat situasi di lapangan saja. Yang jelas Ngarso Dalem (Gubernur Sri Sultan HB X) bilang, pemindahan tidak mungkin selesai 1-3 pekan," kata dia.

Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa pemindahan PKL ke selter sementara akan mengikuti jadwal dari Pemda DIY. Sebelum dipindah PKL akan melakukan undian sendiri untuk mendapatkan lokasi berjualan yang baru.

"Jadi hanya menyangkut bagaimana teknis mengisinya. Itu yang masih kami perlu koordinasi. Tapi sebagian besar pedagang ingin ada undian terbuka bebas," kata Heroe.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini