SuaraJogja.id - Pantai Watukodok yang berada di Kalurahan Kemadang Kapanewon Tanjungsari Gunungkidul kembali memanas. Jumat (25/2/2022) panitikismo sebagai perwakilan dari Keraton Yogyakarta dikawal ketat oleh petugas gabungan melakukan pemasangan pagar atau portal di jalan masuk menuju ke Gunungkulon.
Gunungkulon merupakan sebuah bukit kecil yang berada di sisi barat Pantai Watukodok. Gunungkulon berbatasan langsung dengan Pantai Sanglen yang konon sudah dikuasai oleh pihak investor sejak beberapa tahun terakhir.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Watukodok, Sumarna mengaku kaget karena Jumat siang tiba-tiba panitikismo dikawal dengan aparat gabungan datang ke pantai Watu kodok. Mereka sudah membawa pagar dari seng dan langsung memasangnya di jalan masuk menuju ke Gunung Kulon.
"Ya kaget, tidak ada sosialisasi sebelumnya kok tiba-tiba langsung dipasang pagar tersebut. Kalau portal itu cuma pipa besi, itu tidak masalah. Lha ini, seng,"kata Sumarna, Jumat.
Baca Juga:95 Tenaga Kesehatan di Gunungkidul Terpapar Covid-19, Pelayanan Puskesmas Tetap Jalan
Sumarna mempertanyakan alasan dari pemasangan pagar dari seng tersebut. Jika yang dipermasalahkan adalah perizinan pengelolaan lahan tersebut pihaknya memang mengakui belum mengajukan izin. Karena saat ini masyarakat setempat tengah membenahi Bukit Gunung Kulon tersebut.
Selama ini bukit Gunung Kulon memang tidak ada yang memanfaatkan. Rencananya Bukit Gunung Kulon tersebut akan dimanfaatkan oleh pokdarwis setempat untuk Wahana penunjang pariwisata di pantai Watu kodok.
"Rencananya nanti akan kami dirikan camping ground dan warung-warung,"kata dia.
Apa yang mereka lakukan tersebut untuk mengakomodir warga sekitar yang belum memiliki mata pencaharian. Masih ada sekitar 40 warga pantai Watu kodok yang yang membutuhkan tempat mencari makan. Wahana di bukit Gunung Kulon ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian warga setempat.
Karena akan membangun sebuah wahana baru di bukit gunung Kulon tersebut maka masyarakat secara swadaya memperbaiki jalan masuk ke tempat itu. Masyarakat sudah merogoh kocek sekitar Rp5.000.000 untuk memperkeras jalan masuk ke bukit Gunung Kulon.
Baca Juga:Pemkab Gunungkidul Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana di Semanu
"Ya kita cor agar lebih bagus dan nyaman dilalui,"kata dia.
Hanya saja mereka tiba-tiba kaget karena panitikismo memasang pagar dari seng. Otomatis warga tidak bisa lagi beraktivitas di Gunung Kulon tersebut disamping juga alasan penutupan tersebut dinilai terlalu mengada-ada.
Selama ini ini tidak ada sosialisasi sama sekali berkaitan dengan izin pengelolaan lahan milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut. Setahu warga, masyarakat diperkenankan untuk memanfaatkan SG atau Sultan ground untuk kepentingan orang banyak.
"Lha ini kami tidak tahu. Tiba-tiba ijin dipersoalkan dan langsung dipagari,"papar dia.
Sumarna menandaskan jika konflik yang terjadi saat ini bukan bagian dari konflik yang yang ada sebelumnya. Karena konflik Watu kodok dengan investor beberapa tahun yang lalu telah selesai dengan baik.
Warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan konflik kali ini adalah murni antara masyarakat dengan pihak Keraton. Di mana secara sepihak Keraton telah membuat pagar yang menandaskan mereka melarang tanah tersebut digunakan oleh warga.
"Kalau ini jelas-jelas Keraton yang turun langsung dengan memasang pagar itu. Tetapi apa iya itu keraton? Saya kira itu hanya oknum saja,"tandasnya.
Wakil Penghageng II Tepas Panitikismo, KRT Suryo Satrianto menuturkan sebelum memasang pagar tersebut, pihaknya sudah memasang papan peringatan sebelumnya. Pihaknya sudah melakukan beberapa kali sosialisasi untuk perubahan fungsi lahan Sultan Ground tersebut tidak diperkenankan.
"Namun faktanya bukit ini dimanfaatkan tanpa ijin. Sudah kami peringatkan namun masih berlangsung. Sehingga kami menindak secara tegas terhadap pelanggaran ini , sementara kita tutup terlebih dahulu,"tutur dia.
Menurutnya, dari kasultanan sebenarnya sudah ada rencana dan konsep terkait pembangunan Bukit Gunungkulon atau Bukit Sanglen Wetan ini. Dan konsep penataan tersebut tentunya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Ia menakui nemang saat ini pihaknya sedang penataan lahan dan dilakukan secara bertahap di seluruh tanah SG Yogyakarta. Tidak hanya di Watukodok tetapi di semua wilayah DIY yang ada SGnya.
Kontributor : Julianto