Mulai Dapat Pasokan Minyak Goreng Curah, Pedagang Beringharjo Pikir-pikir Jual Sesuai HET

Wanita 72 tahun itu memang baru pertama menjual minyak goreng curah di Pasar Beringharjo. Ia mendapat jatah sebanyak 3 jerigen.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 26 Maret 2022 | 20:09 WIB
Mulai Dapat Pasokan Minyak Goreng Curah, Pedagang Beringharjo Pikir-pikir Jual Sesuai HET
Sejumlah pedagang mengantre pembagian minyak goreng curah di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Sabtu (26/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Jogja mulai mendapat pasokan minyak goreng curah untuk dijual lagi ke masyarakat. Namun begitu pihaknya masih pikir-pikir ulang sesuai HET sebesar Rp15.500 per kilogram. 

Hal itu disampaikan Iswarini, salah seorang pedagang sembako di Pasar Beringharjo Timur. Menurutnya dengan adanya minyak goreng curah bersubsidi ini mendongkrak pendapatannya. 

"Kalau saya itu biasa jual yang kemasan. Kebetulan dapat stok untuk minyak goreng curah ini. Ya kalau dijual kan dari pemerintah imbauannya Rp15.500 per kilogram, nanti dijual ya pasti lebih juga, mungkin Rp17 ribu atau Rp18 ribu per kilogram, nanti saya lihat di pasarannya berapa," katanya kepada suarajogja.id di sela pembagian minyak goreng curah di Pasar Beringharjo, Sabtu (26/3/2022). 

Wanita 72 tahun itu memang baru pertama menjual minyak goreng curah di Pasar Beringharjo. Ia mendapat jatah sebanyak 3 jerigen. 

Baca Juga:Harga Minyak Goreng di Kisaran Rp20 Ribu per Liter Usai HET Dicabut, Pedagang Pasar Beringharjo: Mahal Kasihan Pembeli

"Satu jerigennya kan 17 kilogram, ya nanti saya jualnya per kilo juga. Dikemas di plastik begitu. Sekarang banyak yang mencari juga kan? (minyak goreng)," kata dia. 

Seorang pedagang lain, Zainal Fanani mengaku bahwa harga minyak goreng curah memang sudah tak terkendali. Biasanya Rp14 ribu, sekarang dapat mencapai Rp20 ribu. 

"Kalau saya kan jualan gorengan, ya kemarin itu susah sekali dapat minyak yang murah. Apalagi beberapa hari kemarin sempat langka. Mau tidak mau berhemat, dan saya kurangi jumlah gorengannya. Walaupun ada, (migor curah) harganya mahal semua," keluhanya. 

Dalam dua hari Zainal membutuhkan 6 liter migor curah. Dengan adanya minyak curah ini menjadi angin segar bagi Zainal karena bisa bertahan untuk beberapa hari ke depan. 

"Tadi dapat 15 jerigen, ya nanti digunakan untuk beberapa keperluan," katanya. 

Baca Juga:Harga Cabai Rawit Merah Kembali Melonjak, di Pasar Beringharjo Rp65.000 Per Kilo

Koordinator Industri Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Lila Harsya Bachtiar mengatakan bahwa Kementerian Perindustrian sebenarnya sudah memetakan kebutuhan migor di tiap Provinsi. 

"Kalau DIY dari data BPS 2021 menyebutkan kebutuhan minyak goreng curah itu per hari sekitar 119 ton. Sebenarnya kita sudah memetakan kebutuhan minyak itu di setiap provinsi," kata Lila ditemui di Pasar Beringharjo.

Ia mengatakan Kementerian Perindustrian sendiri juga telah menghitung alokasi pasokan produsen yang ada di pabrik seluruh Indonesia. Sehingga pembagiannya akan lebih terukur. 

Tak hanya itu, mapping dan penugasan pada pabrik pembuat minyak goreng yang ada di seluruh wilayah juga telah dilakukan. Sehingga produsen ini mengirim stok migor sesuai kesepakatan dengan pemerintah pusat. 

Lila menjelaskan bahwa dengan ketersediaan minyak goreng yang telah dinilai cukup ini, sedikitnya ada alokasi buffer stock sekitar 30-50 persen dari kebutuhan normal minyak di setiap provinsi. 

"Termasuk di DIY sehingga nanti seluruh pasokan dan kebutuhan minyak goreng curah ini bisa dipenuhi," katanya. 

Terpisah dalam distribusi minyak goreng curah di Pasar Beringharjo dialokasikan sebanyak 6.000 kilogram. Jumlah ini disasar untuk pedagang dengan harga Rp14.444 per kilogram. 

"Ini yang kita kirim 6 ribu kilo atau setara 6 ton. Pedagang nanti bisa menjual dengan HET yang ditetapkan pemerintah ke masyarakat," ujar Wahyu Wardayanti, Kepala Cabang PT Rajawali  Nusindo Yogyakarta. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini