SuaraJogja.id - Isu kerenggangan hubungan Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri kembali berembus. Sejumlah indikasi muncul untuk menjauhkan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP tersebut.
Menanggapi isu tersebut, pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Masudi justru masih meragukan hal tersebut. Dimungkinkan isu kerenggangan itu hanya panggung depan saja yang seolah-olah dibuat sedang tidak rukun.
"Sementara jangan-jangan di panggung belakangnya itu sedang berbagi peran ini beliau berdua ini. Dalam arti bu Mega memastikan konsolidasi di dalam, untuk memastikan agar kelak ke depan tidak ada dispute lah ketika nantinya PDIP memutuskan proses politik kelak. Khususnya untuk pencalonan presiden maupun wapres," kata Wawan saat dikonfirmasi, Sabtu (4/6/2022).
Sementara Jokowi, kata Wawan, dengan posisinya sebagai presiden akan tetap melakukan berbagai fungsi kenegaraan. Di samping juga untuk proses kaderisasi calon kepemimpinan ke depan.
Baca Juga:Survei SMRC: Pemilih Jokowi pada 2019 yang Mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 Meningkat
Mengingat pasca 2024 mendatang pasti masih sangat banyak program yang belum selesai. Termasuk program utama dari Jokowi semasa menjabat.
"Itu kan harus dijamin sustainability atau setidaknya dilanjutkan. Karena itu beliau perlu menunjukkan gelagat siap mendukung dan siap membantu siapapun lah untuk saat ini. Serta siap untuk menunjukkan dengan siapapun dulu," ujarnya.
Sebab, disampaikan Wawan, menunjukkan kedekatan dan membangun komunikasi dengan seluruh potensial kandidat itu penting untuk dilakukan. Agar presiden tetap bisa memposisikan diri di atas semuanya.
Ia meyakini sebenarnya ada proses komunikasi yang terus dijalin antara presiden dengan ketua partai khususnya PDIP. Ditambah dengan pertemuan-pertemuan rutin lainnya.
"Jadi kalau dikatakan ada kerenggangan kok tidak ya, kecuali kalau tiba-tiba bu Mega menarik diri seluruh jabatan publik. Nah itu baru mungkin kita bisa melihat secara lebih hati-hati ya. Dalam artinya harus melihat secara lebih serius. Tapi selama itu belum kok saya kira masih baik-baik saja ya," tegasnya.
Baca Juga:Survei SMRC: Tren Dukungan Pemilih Jokowi untuk Prabowo Meningkat
Sebelumnya, Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengakui adanya indikasi untuk menjauhkan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sebenarnya, dikatakan Bambang, indikasi tersebut bukan hal baru. Melainkan hal yang sudah berulang.
Adapun kali ini indikasi itu kembali mencuat seiring adanya acara Projo di mana Jokowi disinyalkan memberi dukungan kepada Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.
"Ini kan ada indikasi, saya tidak mau mengatakan fakta ini. Ada indikasi kuat hubungan antara Pak Jokowi dengan ibu mau dijauhkan, itu sudah terjadi sejak lama, ini pengulangan, ini replay lagi," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).