"Perilaku merokok sulit dihentikan, karena sasarannya remaja, kami aktifkan konselor sebaya, Duta Kesehatan ini salah satunya. Harapannya bisa jadi contoh," kata dia.
Sleman punya potensi besar untuk menjadi sasaran promosi rokok. Sehingga tak henti-hentinya Dinkes mendorong untuk diterbitkannya kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten Sleman.
"Salah satu determinan stunting juga adalah kebiasaan merokok," sebutnya.
Seleksi Ketat, Landasan Pengetahuan Jadi Perhitungan Utama
Baca Juga:Dinkes Sleman Akui Belum Bisa Tuntaskan TBC, Angka Kebal Obat Meningkat
Sub Koordinator Promosi Kesehatan Dinkes Sleman Cahya Prihantama mengungkap, seleksi ketat diterapkan dalam pemilihan Duta Kesehatan. Seleksi ini bahkan mulai diterapkan sejak mereka baru mendaftar sebagai peserta.
Mereka juga mengikuti beragam pemeriksaan, pemeriksaan kesehatan termasuk tes HIV. Berikutnya wawancara hingga tes psikotes.
Anak-anak muda yang dipilih menjadi Duta Kesehatan selanjutnya, merupakan anak muda yang punya sudut pandang baru dan berbeda dari generasi di atas mereka. Generasi-generasi jauh di atas mereka cenderung normatif dalam mempromosikan kesehatan. Sedangkan dinamika anak muda kekinian, punya banyak cara dan kanal dalam mempromosikan kesehatan.
Duta Kesehatan bukan hanya akan dites oleh juri dan ahli, melainkan juga mendapat arahan dari sejumlah orang berprestasi sebagai narasumber dalam sebuah workshop.
"Narasumber mulai dari akademisi, praktisi dan influencer muda. Mereka bukan hanya diarahkan soal pengetahuan di bidang kesehatan, melainkan komunikasi publik," ujar Cahya.
Baca Juga:Sebanyak 161 Kasus DBD Terjadi di Sleman, Pasien Usia 8 Tahun Meninggal Dunia
Cahya menyatakan, peserta Duta Kesehatan tahun ini punya latar belakang berbeda-beda bidang ilmu dan latar belakang.