Kota Yogyakarta Darurat Air Bersih: Ikan Wader Hilang, Sumur Warga Tercemar E-Coli

DLH Kota Yogyakarta membeberkan kualitas air di wilayahnya sangat buruk

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 22 September 2022 | 12:54 WIB
Kota Yogyakarta Darurat Air Bersih: Ikan Wader Hilang, Sumur Warga Tercemar E-Coli
ilustrasi pencemaran sungai. [Iqbal Asaputra / Suarajogja.id]

Jadi, kondisi itu harusnya menjadi perhatian bagi masyarakat. Terlebih tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan sungai.

Masyarakat harus memahami sungai itu sendiri sebelum melangkah lebih jauh lagi. Baik untuk tempat tinggal saja maupun jika akan dimanfaatkan sebagai tempat wisata yang menghasilkan. 

Dalam kesempatan ini, Very turut menyinggung tentang tragedi minamata di Jepang. Sebuah tragedi kelam terkait pencemaran di Teluk Minamata pesisir Laut Shiranui, Jepang pada tahun 1950-an silam.

Memang pencemaran sungai di Kota Yogyakarta tidak separah limbah methyl merkuri yang dibuang dalam jumlah besar ke teluk Minamata. Namun sedikit demi sedikit pencemaran itu bukan tak mungkin bisa berdampak pada ekosistem yang berada di sungai.

Baca Juga:Peringati Hari Perhubungan Nasional, Dishub Kota Yogyakarta Bersihkan Rambu Lalu Lintas dari Aksi Vandal

Pengelolaan Lingkungan Perlu Biaya

Persoalan lingkungan menjadi hal kompleks. Ada banyak kendala yang harus dihadapi tak hanya dari pemerintah tapi juga masyarakat. Salah satu yang utama adalah terkait dengan biaya.

"Kita mengelola lingkungan itu memang masih menjadi cost biaya. Itu yang kadang antara ekonomi dan lingkungan itu masih selalu kalah kan karena itu. Semua itu biaya, karena biasanya yang lebih ramah lingkungan lebih mahal. Bisa tapi tinggal kita mau atau tidak," ungkapnya. 

DLH Kota Yogyakarta sendiri tak tinggal diam melihat kondisi ini. Sempat beberapa waktu alat pengolahan limbah diberikan kepada sejumlah jasa cucian baju. Namun hal itu tak berujung baik sebab pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik.

"Pengelolalan limbah itu masih identik dengan biaya dan orang Indonesia belum familiar dengan itu," ucapnya.

Baca Juga:BLT Kompensasi Kenaikan Harga BBM di Kota Yogyakarta Mulai Disalurkan, Dipusatkan di Tiga Kantor Pos Ini

Diperlukan pemahaman masyarakat yang lebih untuk setidaknya menjaga kualitas yang ada saat ini tidak semakin buruk. Di samping pengolahan limbah terpadu yang juga harus terus dipikirkan pemangku kebijakan.

Terkait dengan masalah air khususnya, masyarakat disarankan untuk menggunakan PDAM sebagai alternatif. Menurut Very, PDAM yang mengambil air di tanah dalam akan cenderung lebih baik dari segi kualitas dibanding dengan air di tanah dangkal.

Saat ini hotel-hotel dan usaha baru pun sudah diarahkan ke sana. Mengingat kualitas dan dampak terhadap lingkungan ke depan juga yang harus diperhatikan.

"Harapannya masyarakat itu kalau ada PDAM pakai saja PDAM. Di beberapa wilayah kota besar mengalami penurunan tanah karena pengambilan air tanah yang masif. Itu karena kita masih menggunakan air tanah," tandasnya. 

Pencemaran Berat

Tak berbeda dengan temuan DLH Kota Yogyakarta, Direktur Eksekutif Walhi Yogyakarta, Halik Sandera menyampaikan bahwa kondisi air sungai di kota gudeg ini sudah tercemar bahkan sejak beberapa tahun terakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak