"Sekarang halte gitu-gitu aja. Sementara sebenarnya ada potensi lokasi yang sebenarnya bisa menjadi tempat halte tunggu yang cukup nyaman," tuturnya.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah menyediakan convenience store. Sehingga orang tidak hanya menunggu bus di halte dengan resiko kepanasan dan kehujanan.
Tetapi ada sebuah tempat nyaman yang bisa digunakan untuk bersantai saat menunggu angkutan umum itu tiba. Kemudian dilengkapi pula dengan sistem informasi yang dapat memantau pergerakan armada angkutan itu.
"Sehingga itu tidak terlihat ibarat warga kurang beruntung yang kemudian harus berpanas-panas hujan-hujaan menunggu bus yang datang. Jadi image layanan tebraik itu yang harusnya digarap dengan integrasi gak cuma angkutan online tapi dengan convenience store atau restoran bekerja sama dengan Trans Jogja," tandasnya.
Baca Juga:Polisi Tangkap Dua Pelaku Pembuangan Bayi di Sleman, Ibu Bayi Merupakan Mahasiswi Jogja
Mengenai kendaraan listrik sendiri, Arif mengibaratkan saat ini sedang dalam masa pertumbuhan. Namun memang belum pada sampai pada titik yang matang.
Sehingga dari segi infrastruktur dan pasar pun belum siap untuk itu. Jika kemudian berencana menggelontorkan subsidi untuk itu maka memang harus fokus kepada pelayanan sistem.
"Bukan ke komoditas, bukan ke motor mobil listriknya, tapi sistem-sistem pelayanan yang menggunakan mobil atau motor listrik misal angkutan umum," ujarnya.