Sengketa Pilpres di MK Jalan Terus, Mahfud MD Sebut Idul Fitri jadi Momen Memaafkan

Menurut Mahfud, saling memaafkan antarmanusia menjadi bagian mensucikan diri.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 10 April 2024 | 14:18 WIB
Sengketa Pilpres di MK Jalan Terus, Mahfud MD Sebut Idul Fitri jadi Momen Memaafkan
Mantan Menkopolhukam sekaligus cawapres nomor urut 03, Mahfud MD menyampaikan kotbah dalam salat Id di lapangan GSP UGM, Rabu (10/4/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Di tengah sidang sengketa pemilihan presiden (pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK), mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopolhukam) sekaligus cawapres nomor urut 03, Mahfud MD mengingatkan agar Idul Fitri 1445 Hijriyah kali jadi momen saling memaafkan. Kotbah bertema "Meraih Fitrah Kembali, Merekonstruksi Peradaban Umat Islam" ini disampaikan Mahfud saat bertindak sebagai khatib dalam salat Id di lapangan GSP UGM, Rabu (10/4/2024).

"Kita masuk ke dalam tradisi saling memaafkan di antara sesama anak bangsa, dalam bekerja membangun Indonesia dan membangun peradaban yang lebih baik, baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi," paparnya.

Menurut Mahfud, saling memaafkan antarmanusia menjadi bagian mensucikan diri setelah menjalankan ibadah berpuasa selama Bulan Ramadan. Dengan demikian diharapkan Indonesia bisa lebih baik.

Filosofi inilah kemudian memunculkan tradisi saling meminta maaf antar manusia. Hal ini banyak dilaksanakan masyarakat di berbagai daerah. Usai melaksanakan salat Id, masyarakat akan saling mengunjungi dan melaksanakan tradisi saling meminta maaf.

Baca Juga:Padamkan Kegaduhan Pasca Pemilu, UGM Undang Mahfud MD jadi Khatib Idul Fitri

"Filosofi puasa menyucikan diri. Tapi menyucikan diri sejalur belum diklasifikasi ke orang lain kepada orang secara langsung," tandasnya.

Mahfud menyebutkan, pentingnya saling meminta dan memaafkan antarmanusia dalam momen Lebaran kali ini. Pemberian maaf dari orang-orang yang terlanggar hak-haknya turut berpengaruh dalam hisab di hari akhir nanti.

"Tapi menyucikan diri itu sejauh belum diklarifikasi ke orang-orang lain yang secara langsung hak-haknya dilanggar itu tidak akan terhapus. Maka kita masuk ke tradisi, yaitu saling meminta maaf," paparnya.

Mahfud menambahkan, saat ini ilmu pengetahuan berkembang dan bisa digunakan demi kemaslahatan umat masa kini. Bahkan ilmu pengetahuan itu juga tidak lepas dari campur tangan ilmuwan-ilmuwan Muslim di beberapa abad lalu.

Karenanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak boleh netral. Namun harus memihak untuk keselamatan umat manusia.

Baca Juga:Idul Fitri 1445 Hijriah, Ganjar Pranowo dan Keluarga Rayakan Lebaran di Sleman

"Makanya saya di kampus. Semoga Indonesia bisa menatap masa depan lebih baik dengan persatuan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini