Kemenkes Sebut 561 Kasus Flu Singapura Muncul di Jogja, Dinkes Klaim Masih Nol Pasien

Pembajun menjelaskan, Dinkes melakukan antisipasi penyebaran flu singapura. Diantaranya penyiapan tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Galih Priatmojo
Kamis, 18 April 2024 | 18:10 WIB
Kemenkes Sebut 561 Kasus Flu Singapura Muncul di Jogja, Dinkes Klaim Masih Nol Pasien
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie. [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (kemenkes), M Syahril dalam berbagai pemberitaan menyampaikan pasca lebaran muncul sekitar 6.500 kasus  Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) atau flu singapura di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 561 kasus flu singapura ditemukan di DIY.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie menyatakan hal yang berbeda. Pembajun menyebutkan, sejauh ini Dinkes belum menerima adanya laporan temuan flu singapura di DIY.

"Belum ada kasus flu singapura di DIY," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (18/04/2024).

Menurut Pembajun, sebelumnya Dinkes menemukan kasus suspect (terduga) flu singapura di DIY. Namun dari hasil pengecekan kembali, pasien dinyatakan tidak mengalami flu singapura.

Baca Juga:Pertama Kali Ikuti Open House Pemda DIY, Rizal Gemetaran Saat Salaman dengan Sri Sultan HB X

Namun Pembajun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai flu singapura yang menjangkit di DIY. Virus itu menyerang daya tahan tubuh. 

"Masyarakat diminta menjaga kesehatan, istirahat cukup serta mengkonsumsi asupan gizi yang baik," jelasnya.

Pembajun menjelaskan, Dinkes melakukan antisipasi penyebaran flu singapura. Diantaranya penyiapan tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Selain itu update knowledge dan pelaporan suspect melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) juga dilakukan. Sebab ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait flu singapura yang gejalanya seperti flu biasa (influenza) ataupun COVID-19.

"Harus waspada apabila terjadi pada usia anak-anak. Pada usia dewasa [gejala lebih ringan. Pada anak-anak kadang terdampak lesi (luka-red) di sudut mulut. Pengobatan bersifat symptom, artinya kalau gejala panas kuat maka diberi obat penurun panas," jelasnya.

Baca Juga:Tidak Sesuai Target, Okupansi Hotel di Jogja Selama Lebaran 2024 Lebih Rendah Dibanding Libur Nataru

Sementara salah seorang warga Sleman, Wardhani mengaku anaknya yang berusia 34 bulan sudah dua kali terpapar flu singapura. Kasus pertama pada 2022 lalu dan yang kedua terjadi  baru-baru ini. 

"Semuanya diakibatkan oleh tertular dari saudaranya," ungkapnya.

Dari diagnosa dokter, anak Wardhani mengalami flu singapura. Pada 2022 lalu, gejala yang muncul yakni demam tinggi selama dua hari dan kemudian muncul bintik-bintik merah pada kulit seperti melepuh.

"Sewaktu itu dirawat jalan karena nggak ada sariawan di mulut. Anak nggak napsu makan tapi masih mau makan dan minum, meskipun sedikit," jelasnya.

Pada kasus kedua kali, si anak tidak mengalami demam namun tiba-tiba muncul bintik merah dan melepuh. Disusul tidak napsu makan dan minum yang mengakibatkan dehidrasi. 

"Sempat disarankan opname karena gak mau minum, tetapi setelah observasi anak mau minum akhirnya diperbolehkan rawat jalan. Sampai sekarang masih belum napsu makan dan minum, ada 3 sariawan di mulut," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak