Cegah Diabetes, Dinkes Jogja Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup CERDIK

Deteksi dini menjadi penting dalam pencegahan penyakit tidak menular, baik itu secara mandiri oleh masing-masing individu.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 08 September 2024 | 22:05 WIB
Cegah Diabetes, Dinkes Jogja Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup CERDIK
Ilustrasi diabetes. (Dok: Istimewa)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan CERDIK. Hal itu bertujuan untuk mencegah tren penyakit tidak menular (PTM) terkhusus diabetes melitus kian meningkat.

Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menuturkan ada beberapa langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah diabetes. Termasuk melakukan kontrol asupan gula, garam hingga lemak per hari.

"Selain mengontrol asupan gula, garam dan lemak ya pola makan, juga harus diimbangi dengan CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat kalori seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress," imbau Emma, dalam keterangannya, Minggu (8/9/2024).

Emma menyarankan agar masyarakat dapat mengurangi konsumsi gula dalam sehari. Takaran gula yang dianjurkan sehari yakni maksimal setara dengan empat sendok makan atau 50 gram.

Baca Juga:Pola Hidup Tak Sehat, Biang Kerok Tingginya Diabetes di Yogyakarta

Kemudian untuk garam setara satu sendok teh atau lima gram, serta lemak setara lima sendok makan atau 67 gram. Untuk itu menjaga pola makan dengan gizi seimbang harus diterapkan agar terhindar dari PTM terutama DM.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah terus mengajak dan mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan cek kesehatan rutin.

Sebagai upaya pencegaan dan deteksi dini dalam pengelolaan faktor risiko PTM. Selain itu juga untuk menekan biaya kesehatan dibandingkan jika memasuki fase perawatan.

"Deteksi dini menjadi penting dalam pencegahan penyakit tidak menular, baik itu secara mandiri oleh masing-masing individu di fasilitas kesehatan terdekat, maupun secara terencana melalui Pos Pembinaan Terpadu atau Posbindu di wilayah, satuan pendidikan, swasta juga sektor lain yang dilakukan secara rutin," ujar Lana.

Pihaknya juga mengatakan, meski tidak menular, diabetes melitus merupakan penyebab kematian tertinggi yang ada di dunia. Selain itu orang dengan diabetes juga memiliki risiko lebih tinggi terkena tuberculosis (TB).

Baca Juga:Prevalensi Diabetes Meningkat, Pemerintah Diminta Tegas Terapkan Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan

"Untuk itu kesadaran tentang diabetes harus dibangun bersama, dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang ataupun keluarga," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini