Ikut Ujicoba Penyedia Makan Bergizi Gratis, UMY Sebut Sulit Realisasikan Rp10 Ribu Per Anak

Rencananya akan ada 20 sampai 25 SD yang akan digandeng untuk penyediaan MBG.

Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 27 Desember 2024 | 17:20 WIB
Ikut Ujicoba Penyedia Makan Bergizi Gratis, UMY Sebut Sulit Realisasikan Rp10 Ribu Per Anak
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/12/2024). (ANTARA/M Fikri Setiawan)

SuaraJogja.id - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui PT Umat Mandiri Berkemajuan (UMB) Boga melakukan ujicoba penyediaan makan bergizi gratis (MBG) di Bantul. Ujicoba dilakukan mulai dari perencanaan hingga distribusi ke 8 SD di sekitar kampus untuk 5 ribu anak.

"Ujicoba berakhir besok, sabtu 28 desember [2024], kalau berhasil, per 5 januari [2025], kita akan mengambil bagian dalam program nasional MGB," ujar Rektor UMY, Gunawan Budiyanto usai membuka The International Conference on Sustainable Innovation (ICoSI) dan UMY International Graduate Conference (UMYGrace) 2025 di Yogyakarta, Jumat (27/12/2024).

Namun berbeda dari anggaran Pemerintah sebesar Rp10 ribu per porsi, ujicoba penyediaan MGB dilakukan kampus tersebut sebesar Rp15 ribu per porsi. Sebab menurut Gunawan, anggaran Rp10 ribu tidak memungkinkan menutup kebutuhan penyediaan program MGB.

Untuk menutup kekurangan biaya, UMY mengaku melakukan subsidi silang. Diantaranya menggaet korporasi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggungjawab Sosial.

Baca Juga:Prabowo Turunkan Anggaran Makan Bergizi Gratis Jadi Rp10 Ribu, Begini Komentar Titiek Soeharto

"Kita masih akan mencoba untuk mempertahankan dengan korporasi itu, jadi ada subsidi silang. Selain itu, kita selalu menunjukan trust [kepercayaan] dan ada beberapa korporasi yang menyalurkan CSRnya itu ke program makan bergizi gratis lewat UMY, karena kalau tidak ya Rp10 ribu," jelas dia.

Gunawan menambahkan, saat ini sudah ada beberapa korporasi besar yang dalam tahap penjajakan untuk menyalurkan CSR melalui UMY. CSR tersebut bisa berupa makanan untuk MBG.

"Tapi saya lihat ada beberapa korporasi besar yang mencoba untuk menjajaki [pemberian CSR]. Kita akan selalu cari celah karena sekarang korporasi yang menaruh trust ke UMY semakin besar," ungkap dia.

Jika program tersebut benar-benar dijalankan, lanjut Gunawan, maka UMY akan lebih banyak menjangkau sekolah. Rencananya akan ada 20 sampai 25 SD yang akan digandeng untuk penyediaan MBG.

UMY dalam program itu membantu memasak di dapur yang sudah tersertifikasi Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia hingga mendiskusikan makanan untuk MBG. Bahkan juga melakukan perencanaan, monitoring hingga evaluasi.

Baca Juga:Usai Nyoblos, Haedar Nashir Ingatkan Kepala Daerah Terpilih Utamakan Rakyat, Jangan Korupsi

Apalagi ada banyak akademisi dari kampus tersebut yang bisa membantu dalam program MBG. Hal ini seiring fokus UMY akan isu-isu terkini, seperti kerusakan lingkungan dan kemandirian energi dan pangan.

"Kalau nantinya ada 20 sampai 25 sekolah SD ya kita tidak bisa kerja sendiri, kita gandeng lebih banyak korporasi untuk menutup biaya pengadaan makanan," ujar dia.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak