Menyebar Rata ke Semua Kapanewon di Gunungkidul, 457 Sapi Suspect PMK dan 42 Mati

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan wabah PMK ini telah menyebar hampir merata di seluruh kapanewon. Penyebaran PMK terjadi di hampir semua wilayah

Galih Priatmojo
Kamis, 02 Januari 2025 | 09:59 WIB
Menyebar Rata ke Semua Kapanewon di Gunungkidul, 457 Sapi Suspect PMK dan 42 Mati
Ilustrasi petugas puskeswan mengecek hewan ternak yang diduga terpapar PMK di Yogyakarta. [Antara]

SuaraJogja.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar di Kabupaten Gunungkidul, dengan jumlah kasus yang semakin mengkhawatirkan. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mencatat hingga akhir Desember 2024, sebanyak 457 sapi dinyatakan suspect PMK, dan 42 di antaranya dilaporkan mati.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengungkapkan bahwa wabah PMK ini telah menyebar hampir merata di seluruh kapanewon. Penyebaran PMK sudah terjadi di hampir semua wilayah.

"Kami mengimbau para peternak untuk segera melaporkan jika sapinya sakit atau mati agar dapat segera ditangani,” ujarnya.

Sebagai langkah penanganan, DPKH Gunungkidul fokus pada program vaksinasi sebagai upaya pencegahan. Hingga saat ini, sebanyak 375 dosis vaksin telah disalurkan kepada peternak di daerah yang terdampak. Penyaluran ini dilakukan dengan pendampingan dari Kementerian Pertanian.

Baca Juga:Cegah PMK Masuk ke Kulon Progo, Peternak Diminta Perketat Pencegahan

Pihaknya juga telah mengajukan tambahan vaksin ke Ditjen PKH untuk kebutuhan tahun 2025. Vaksinasi rutin akan menjadi strategi pengendalian jangka panjang, mengingat PMK kini telah menjadi penyakit endemik. 

Namun, ia menyebut bahwa tantangan utama adalah kesiapan peternak dalam menerima vaksinasi, karena vaksin harus segera digunakan untuk menjaga efektivitasnya. Selain itu, DPKH juga memberikan desinfektan kepada peternak dan mengimbau penerapan biosecurity.

“Peternak harus menjaga kebersihan kandang dengan mencuci tangan sebelum memberi makan, membersihkan pakaian usai masuk kandang, serta memisahkan sapi yang sakit dari yang sehat,” jelasnya.

Peningkatan Kesadaran Peternak

Meski berbagai langkah telah dilakukan, Wibawanti mengungkapkan bahwa masih ada sebagian peternak yang enggan menerima vaksinasi untuk sapinya. Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan terhadap peternak terus digencarkan.

Baca Juga:Bupati Sunaryanta Sebut Investasi di Gunungkidul Terkendala Kawasan Bentang Alam Karst

“Kesadaran peternak sangat penting dalam memutus rantai penyebaran PMK. Selain vaksinasi, pola perawatan dan kebersihan kandang harus ditingkatkan agar penyakit ini tidak semakin meluas,” tambahnya.

Dengan terus memperkuat langkah pencegahan dan melibatkan para peternak, DPKH Gunungkidul berharap dapat mengendalikan penyebaran PMK dan meminimalkan kerugian ekonomi di sektor peternakan.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak