Ratusan Pedagang Teras Malioboro 2 Tolak Pindah, Tuding Pengundian Lapak Tak Transparan

Pemkot dinilai hanya memperhatikan paguyuban lain.

Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 14 Januari 2025 | 13:10 WIB
Ratusan Pedagang Teras Malioboro 2 Tolak Pindah, Tuding Pengundian Lapak Tak Transparan
Sebagian pedagang TM 2 masih bertahan berjualan di kawasan Malioboro meski tenggat waktu relokasi habis, Selasa (14/1/2025). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Program relokasi Teras Malioboro (TM) 2 dari eks Kantor Dinas Pariwisata DIY yang berada di sebelah utara kantor DPRD DIY ditutup Selasa (14/1/2025). Sebagian besar pedagang sudah membongkar lapak mereka untuk pindah ke kawasan baru, baik di Beskalan maupun di Ketandan, Kota Yogyakarta.

Namun sebanyak 375 pedagang Teras Malioboro (TM) 2 dari Paguyuban Tridharma masih ngotot bertahan tidak pindah ke kawasan baru. Sebagian mereka bahkan masih nekat berjualan di kawasan TM 2 dan tidak melakukan pembongkaran lapak.

Padahal kawasan baru TM 2, baik di Beskalan maupun di Ketandan sudah mulai dibuka pada Rabu (15/1/2025). Dua kawasan baru tersebut menampung 1.041 pedagang dari TM 2 yang lama.

Para pedagang beralasan mereka belum mengikuti undian untuk ditempatkan di kawasan baru. Karenanya mereka memilih tetap berjualan di kawasan lama meski tenggat waktu tinggal beberapa jam kedepan hingga pukul 24.00 WIB.

Baca Juga:Pemda DIY Pindahkan Lapak Jualan Teras Malioboro 2 ke Ketandan, Pedagang Harapkan Jualan Lebih Laku

"Tidak ada kesepakatan sama UPT [Malioboro], jadi kami belum ikut undian di lapak baru," ujar salah seorang pedagang TM 2 dari Paguyuban Tridharma, Suparjilah ditemui lokasi, Selasa Siang.

Pedagang yang sudah berjualan lebih dari 15 tahun ini mengklaim pengundian lapak yang dilakukan Pemkot Yogyakarta melalui UPT Malioboro atau UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta tidak transparan. Dalam pengundian yang dilakukan beberapa waktu lalu, sebanyak 70 pedagang disebut mendapatkan keistimewaan.

Mereka diduga bisa memilih lapak, baik di Ketandan maupun di Beskalan tanpa harus mengikuti undian. Bahkan bisa memilih lorong yang diinginkan di lantai 1.

"Undiannya tidak transparan dan tidak adil. Di ketandan, ada lapak yang tidak bagus, jadinya ada [70 pedagang] yang minta ke Beskalan [tanpa diundi]," akunya.

Karena belum juga mendapatkan lapak, Ia bersama sejumlah pedagang akan nekat berjualan di kawasan Malioboro. Mereka juga akan menghadap Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta untuk meminta kejelasan nasib.

Baca Juga:Pengundian Kios Tengah Dilakukan, Pedagang Teras Malioboro 2 Bersiap Direlokasi

Sebab Pemkot dinilai hanya memperhatikan paguyuban lain. Sedangkan pedagang dari Paguyuban Tridharma tidak diperhatikan nasibnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak