SuaraJogja.id - Libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) hingga Isra Miraj dan Imlek kemarin, membuat volume sampah di Kota Yogyakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Diperkirakan lonjakan volume sampah di kota ini mencapai 35 ton per hari.
"Lonjakan sampah selama masa libur panjang memang tidak bisa dihindari, terutama di Kota Yogyakarta," papar Kepala Balai Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Aris Prasena dikutip Sabtu (1/2/2025).
Menurut Aris, volume sampah yang mencapai 35 ton tersebut belum bisa dikelola di Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) milik Kota Yogyakarta. Karenanya DLHK DIY bersama DLH Kota Yogyakarta berupaya mengantisipasi persoalan tersebut agar sampah di depo-depo semakin membludak.
Diantaranya melalui pengiriman 35 ton sampah dari Kota Yogyakarta ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Hal ini dilakukan karena masalah sampah di Kota Yogyakarta sudah masuk kategori darurat.
Baca Juga:Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek, Bantul Raup Rp1 Miliar dari Pariwisata
"Tapi evakuasi [sampah dari Kota Jogja] tidak dilakukan setiap hari, evakuasi berdasarkan kebutuhan," ujarnya.
Aris berharap operasional fasilitas pengolahan sampah baru di Bawuran, Bantul bisa segera dilakukan. Dengan demikian bisa ikut membantu mengatasi masalah sampah di Kota Yogyakarta.
Ditargetkan BUMD Bantul tersebut bisa beroperasi penuh pada 1 Maret 2025 mendatang. Bawuran memiliki kapasitas pengolahan 49 ton sampah per hari dan dapat ditingkatkan hingga 70 ton pada tahap pengembangan. Hal ini berarti sampah dari Kota Yogyakarta bisa menjadi penyumbang utama dengan volume sekitar 40 ton per hari.
"Bawuran uji komisioning yang dijadwalkan pada 15 hingga 20 Februari," ungkapnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Baca Juga:Imlek di Stasiun Yogyakarta: Penumpang KA Disambut Liong, Naga, dan Angpao