SuaraJogja.id - Tren membeli barang bekas termasuk pakaian untuk digunakan kembali atau dikenal dengan istilah thrifting masih digandrungi kawula muda.
Namun, kebiasaan membeli pakaian bekas ini tak boleh dianggap sebelah mata. Ada baiknya mereka perlu untuk mewaspadai barang-barang yang dibeli itu, terlebih pakaian.
Apalagi tidak sedikit konsumen yang menggunakan pakaian bekas itu justru malah terinfeksi penyakit kulit.
Penggunaan pakaian bekas yang tidak terjamin kebersihannya berpotensi menyebabkan terjadinya penularan berbagai penyakit kulit.
Baca Juga:Akhirnya Bertemu, Dosen UGM Ungkap Tabiat Asli Jokowi di Kampus Dulu Sebelum jadi Presiden
Baik infeksius yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit, serta penyakit non infeksius seperti dermatitis
Menyoroti ancaman itu, Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi FK-KMK UGM, Adissa Tiara Yulinvia, mengatakan infeksi penularan penyakit kulit terjadi melalui kontak langsung antara pakaian bekas yang tidak bersih dengan kulit dari orang yang mengenakan pakaian bekas tersebut.
"Pakaian bekas yang tidak bersih dapat mengandung organisme penyebab infeksi maupun zat yang bersifat menyebabkan alergi atau iritasi bila berkontak langsung dengan kulit pengguna barunya," kata Tiara, dikutip Minggu (18/5/2025).
Diperlukan penanganan medis ketika seseorang sudah terkena penyakit kulit tersebut.
Sebelum itu, dia menyebut ada beberapa upaya pencegahan penyebaran penyakit kulit yang bisa dilakukan terlebih ketika memilih untuk membeli baju bekas.
Baca Juga:Mitos Detoks Setelah Liburan, Lebih Baik Lakukan Ini Menurut Ahli Gizi UGM
Tiara menyarankan bagi mereka yang membeli pakaian bekas ada baiknya selalu mencuci baju bekas sebelum digunakan.