Dibungkam Siapa? Mantan Rektor UGM Buka Suara Soal Tekanan di Balik Pencabutan Pernyataan Ijazah Jokowi

Sumber utama dari kekisruhan ini, menurut pengakuan Sofian, adalah kesalahpahaman fundamental.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 17 Juli 2025 | 20:02 WIB
Dibungkam Siapa? Mantan Rektor UGM Buka Suara Soal Tekanan di Balik Pencabutan Pernyataan Ijazah Jokowi
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Sofian Effendi kketika memberikan pernyataan soal kisrus ijazah Jokowi di rumahnya, Sleman, Kamis (17/7/2025). [Hiskia/Suara.com]

Kelompok relawan atau pendukung yang militan kini menjadi aktor kuat yang mampu menciptakan efek jera (chilling effect) melalui jalur hukum.

Bagi anak muda yang kritis, ini adalah sebuah realita baru yang harus dipahami:

Kekuatan Massa Digital: Kelompok pendukung dapat dengan cepat memobilisasi opini dan tindakan hukum.

Perang Narasi: Isu tidak lagi sekadar benar atau salah, tetapi siapa yang paling cepat dan masif dalam membingkai narasi.

Baca Juga:Jokowi Dipolisikan Rismon Sianipar soal Ucapan di Dies Natalis UGM 2017? Polda DIY Bilang Begini

Risiko Ujaran: Setiap pernyataan di ruang publik (atau yang dianggap publik) memiliki risiko hukum yang nyata, seringkali dipicu oleh reaksi kelompok masyarakat.

Pada akhirnya, Sofian Effendi berharap polemik ini diakhiri demi menjaga ketenangan UGM dan persatuan bangsa.

"Karena kalau itu perpanjang itu akan merugikan UGM sendiri, dan juga merugikan persatuan bangsa ini," tandasnya.

Kisah Sofian Effendi ini berevolusi dari sekadar isu ijazah Jokowi menjadi sebuah studi kasus tentang literasi digital, kebebasan berpendapat, dan peran kelompok relawan dalam peta politik modern Indonesia.

Sebuah pelajaran berharga bahwa di era ini, setiap kata yang terucap berpotensi menjadi bola liar yang sulit dikendalikan.

Baca Juga:Ijazah Jokowi Kembali Dipermasalahkan, Rektor dan Wakil Rektor UGM Digugat ke Pengadilan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak