Alarm Diabetes RI! Cukai Minuman Manis Jadi Solusi, Kenapa Masih Terus Ditunda Sejak 2016?

Prevalensi diabetes di Indonesia melonjak tajam pada 2023. Ahli sebut Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) jadi solusi, tapi kenapa kebijakan ini terus ditunda sejak

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 20 September 2025 | 07:20 WIB
Alarm Diabetes RI! Cukai Minuman Manis Jadi Solusi, Kenapa Masih Terus Ditunda Sejak 2016?
Konsumsi rutin minuman manis dikaitkan kuat dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. [Dok.Antara]
Baca 10 detik
  • Prevalensi diabetes di Indonesia melonjak menjadi 11,7% pada 2023, dipicu konsumsi minuman manis.
  • Pakar UGM menilai cukai MBDK adalah solusi paling efektif untuk menekan laju konsumsi gula.
  • Rencana penerapan cukai minuman manis terus ditunda sejak 2016, salah satunya karena lobi industri.

"Di beberapa negara maju, meskipun instrumen kebijakan yang berlaku banyak, edukasi yang diberikan tetap ada," tuturnya.

Ia mendorong seluruh profesi kesehatan untuk tidak lelah memberikan edukasi tentang bahaya konsumsi gula berlebih, manfaat cukai, hingga pemahaman komprehensif mengenai penyakit tidak menular seperti diabetes dan jantung.

"Instrumen kebijakan itu efektif, tetapi akan lebih efektif lagi kalau multi-level, yaitu edukasi lewat media, edukasi oleh petugas kesehatan, melalui kader kesehatan, serta pengabdian masyarakat, termasuk dengan mengadakan kampanye dalam bentuk tulisan yang diletakkan di tempat-tempat strategis," pungkasnya.

Baca Juga:Cegah Diabetes, Dinkes Jogja Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup CERDIK

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak