Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI

Komdigi batasi game online destruktif pasca insiden kekerasan. Pemerintah siapkan IGRS & fokus kolaborasi AI dengan UGM/Telkom.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 15 November 2025 | 19:42 WIB
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
Wamen Komdigi, Nezar Patria menyampaikan paparannya di GIK Yogyakarta, Sabtu (15/11/2025). [Suara.com/Putu]
Baca 10 detik
  • Kementerian Komdigi akan membatasi peredaran game online destruktif menyusul kasus kekerasan, dengan mengoptimalkan Indonesian Game Rating System (IGRS) wajib.
  • Langkah pembatasan ini bertujuan melindungi usia muda dari dampak psikologis negatif sekaligus mengarahkan teknologi ke inovasi positif nasional.
  • Komdigi bekerja sama dengan UGM dan Telkom membangun pusat kolaborasi AI untuk menguasai teknologi strategis dan mendukung ekonomi digital Indonesia.

SuaraJogja.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan akan membatasi peredaran game online yang dianggap memiliki dampak psikologis destruktif. Hal ini menyusul kasus tindakan kekerasan dan perilaku berisiko yang melibatkan pemain usia muda seperti ledakan di SMAN 72 Jakarta.

"Kita tahu ada game online yang punya impact psikologis terhadap penggunanya dan bisa berujung pada tindakan destruktif," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (wamen komdigi), Nezar Patria disela kerjasama program UGM AI Center for Excellence di GIK Yogyakarta, Sabtu (15/11/2025).

Nezar menyebut, pemerintah kini tengah menyusun langkah-langkah kolaboratif bersama berbagai pemangku kepentingan guna mengatasi fenomena tersebut secara komprehensif. Perlindungan masyarakat, khususnya anak dan remaja harus berjalan seiring dengan agenda besar pemerintah dalam memperkuat transformasi digital nasional. 

Karena itu, pembatasan game destruktif bukan semata kebijakan represif. Namun juga strategi pemerintah untuk mengarahkan pemanfaatan teknologi ke arah yang positif dan inovatif.

Baca Juga:Prabowo Subianto Dukung Batasi Anak Main Medsos, Pakar UGM Soroti Evaluasi Kebijakan dan Literasi Digital

"Kami sedang berdiskusi dengan banyak pihak untuk menyiapkan penanganan yang tepat, bagaimana menangani produk-produk [game online] yang punya impact psikologis ini ya, pada akhirnya berujung pada tindakan yang destruktif," tandasnya.

Pembahasan di pemerintah, lanjut Nezar terkait Indonesian Game Rating System (IGRS). Sistem ini mengklarifikasi game berdasarkan kelompok usia.

Melalui IGRS, penerbit game diwajibkan mencatumkan klasifikasi usia pemain. Hal ini penting untuk menghindari paparan negatif konten game, terutama anak dibawah umur.

"IGRS sudah diterapkan, lagi dibahas lagi [kelanjutannya]," ujarnya.

Selain pembatasan game online, Komdigi juga menggandeng perguruan tinggi dan dunia industri untuk optimasi pemanfaatan AI atau kecerdasan buatan. Salah satunya dengan UGM dan PT Telkom Indonesia untuk membentuk pusat kolaborasi yang dirancang menjadi motor inovasi kecerdasan buatan nasional.

Baca Juga:UGM Siapkan Asisten Virtual Berbasis AI, Bisa Jadi Teman Diskusi Mahasiswa

Nezar menyatakan langkah ini sebagai fondasi penting untuk memastikan Indonesia mampu menguasai teknologi strategis secara mandiri. Proyeksi ekonomi digital diprediksi bisa mencapai 366 Miliar USD pada 2030.

"Kita menyumbang 40 persen dari ekonomi digital Asia Tenggara. Indonesia ini punya populasi besar dan potensi luar biasa dalam pengembangan artificial intelligence," ungkapnya.

Ia menegaskan pemerintah sedang menuntaskan dua dokumen penting dalam optimasi AI. Yakni peta jalan nasional AI dan etika AI yang akan dituangkan ke dalam Peraturan Presiden. 

"Regulasi tersebut disiapkan untuk memastikan perkembangan AI berjalan aman, akuntabel, dan mendorong inovasi yang produktif," ungkapnya.

Rektor UGM, Ova Emilia, menyampaikan kerja sama  memperkuat ekosistem pengembangan teknologi lintas disiplin mulai dari pertanian, kesehatan, pendidikan, hingga ketahanan pangan melalui pemanfaatan AI Center terus dilakukan kampus itu. Dengan demikian Inovasi-inovasi UGM bisa direalisasikan untuk kepentingan bangsa. 

"Dengan kolaborasi ini, ekosistemnya makin kuat. Kami berharap talenta-talenta dari berbagai universitas dapat berkumpul dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi Indonesia," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak