Tangani Antraks, Menkes Terjunkan Tim Khusus ke Gunungkidul

Ia menyebutkan, obat dari antraks adalah antibiotik karena yang membawa penyakit berbentuk bakteri.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 16 Januari 2020 | 19:05 WIB
Tangani Antraks, Menkes Terjunkan Tim Khusus ke Gunungkidul
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (Suara.com/Dini Afrianti)

SuaraJogja.id - Tim khusus diterjunkan ke Gunungkidul oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto untuk menangani penyebaran virus antraks.

"Ini langsung tim saya ke sana. Tim saya ke sana. Memang di sana diperkirakan memang sporanya ada di sana. Jadi kita akan terus lakukan kebetulan ya dirjen saya juga ke sana. Jadi kita langsung mewaspadai semua, mengecek," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Terawan mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengupayakan suplai antibiotik sebagai obat bagi yang positif terjangkit penyakit berbahaya tersebut.

Menurut keterangannya, penularan penyakit terjadi melalui makanan, termasuk daging sapi yang mati mendadak.

Baca Juga:Hajar Pebulutangkis Cina, Fajar/Rian Melaju ke Perempat Final

"Karena semua kena karena makan daging sapi yang mati mendadak ya. Kalau enggak makan itu ya enggak ketularan, tapi karena makan ya,” kata Terawan, dikutip dari Antara.

Ia menyebutkan, obat dari antraks adalah antibiotik karena yang membawa penyakit berbentuk bakteri, dengan pemulihan yang tergantung pada kondisi masing-masing.

"Ya tergantung dia kenanya pada posisi apa. Apakah kulit saja atau sampai pernapasan atau apa kan harus diagnosis tidak dapat sembarangan," ujar dia.

Terawan sendiri mengaku tidak hafal secara statistik jumlah yang telah positif terinfeksi antraks.

Namun, dalam waktu yang bersamaan, ia juga sedang mewaspadai flu Wuhan, yang saat ini sudah mulai masuk Jepang.

Baca Juga:Warga Tamansari Makin Terintimidasi, Ekskavator Mulai Diparkirkan

"Sekarang ini 'warning' terus saya giatkan karena penularannya paling cepat kalau model SARS kayak begitu, model pneumonia dari Wuhan itu modelnya itu yang mana kita belum tahu, tapi paling tidak kita harus mewaspadai karena itu yang bisa berbahaya," ungkap Terawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini