Terkait Pelabuhan Tanjung Adikarto, Gubernur DIY mengungkapkan, pembangunan pelabuhan ini akan meningkatkan produksi perikanan tangkap sebesar 10.10 juta ton pada tahun 2024. Dampaknya, ekspor hasil perikanan akan meningkat menjadi USD 8 miliar.
“Tanjung Adikarto akan mengintegrasi pelabuhan perikanan dan fish market bertaraf internasional. Untuk itu yang kita butuhkan saat ini adalah konstruksi pemecah gelombang dengan estimasi biayanya sekitar 447 miliar,” jelas Sri Sultan.
Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo mengungkapkan, ketiga proyek tersebut dipilih karena bisa membuka akses masuk DIY. Dengan kemudahan akses, dapat meningkatkan potensi investasi.
“Jika tiga hal tersebut tidak kita kerjakan terutama untuk JJLS, maka dikhawatirkan DIY tidak akan lagi menarik di mata turis,” ujar Budi.
Baca Juga:Pesan Mahfud MD ke Penceramah soal Virus Corona: Jangan Takut-takuti Warga
Budi optimis bisa memulai proyek tersebut sesuai target. Menurutnya, pihak kementerian sudah menyambut baik usulan proyek tersebut. Pendanaan pun menurut Budi akan disetujui oleh pusat.
“Kita sudah ketemu salah satunya dengan Menteri Kelautan terkait Tanjung Adikarto. Mereka menyambut baik. Kendala pembangunan breakwater yang belum sesuai sudah kita pecahkan. Ada teknologi yang sesuai untuk membangun breakwater. RPJMD kita kan sampai 2022, masak kita tidak punya pelabuhan yang representatif sih. Jadi targetnya 2021 bisa tercapai lah,” papar Budi.
Budi mengungkapkan, hal tersebut tidak bisa berjalan lancar apabila tidak ada kesiapan dari OPD-OPD terkait. Harus ada kerjasama dari stakeholder.
“Tujuan dari pembangunan ini adalah menyejahterakan masyarakat. Jika JJLS dan JORR jadi, akses jalan bagus, investasi naik, maka masyarakat yang merasakan manfaat. Jika pelabuhan jadi, nelayan bisa melaut seauh 40 mil dan itu mampu meningkatkan ekonomi,” ujar Budi.
Baca Juga:Viral Pedagang Bakso Keliling di Tengah Hujan Petir, Netizen: Dibeli Dong!