Tak Kalah Nikmat, Pria Gunungkidul Ini Kembangkan Alternatif Jamur Enoki

Jamur bonggol dikenal rendah kalori, rendah sodium (garam), bebas lemak, dan bebas kolesterol.

M Nurhadi
Selasa, 30 Juni 2020 | 17:20 WIB
Tak Kalah Nikmat, Pria Gunungkidul Ini Kembangkan Alternatif Jamur Enoki
Hasil pengembangan jamur bonggol jagung Qohar di Gunungkidul, Selasa (30/6/2020). [Suarajogja.id / Julianto]

SuaraJogja.id - Jamur Enoki belakangan ramai diberitakan usai dilarang peredarannya karena dapat menimbulkan infeksi listeria. Jamur impor tersebut sebenarnya sudah banyak merambah hingga ke pelosok daerah seperti di Gunungkidul. Bahkan tbeberapa tukang sayur juga sudah menjual jamur jenis ini.

Usai dilarang peredarannya oleh pemerintah pusat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat mendorong agar masyarakat mengalihkan konsumsi jamur enoki mereka ke jamur produksi lokal yang dianggap mirip dengan jamur impor ini.

Qohar, warga Kalurahan Bleberan, Kapanewon Playen jadi salah satu pihak yang mencoba menangkap peluang larangan jamur Enoki tersebut.

Belum lama ini, ia mencoba budidaya jamur mirip enoki dari bahan utama bonggol jagung. Ide kreatifnya itu muncul setelah profesi utamanya sebagai perajin terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga:4 Makanan yang Pernah Sebabkan Wabah Listeria dan 9 Artikel Lainnya

"Sebenarnya awalnyahanya coba-coba, namun ternyata cukup menguntungkan dan di responnya sangat baik,"ujar Qohar, saat dihubungi Suarajojga.id, Selasa (30/6/2020).

Awalnya ia merupakan pengusaha olahan limbah kayu yang disulap menjadi beragam kerajinan bernilai jual tinggi. Sayangnya, wabah Covid-19 berdampak pada jumlah pesanan usahanya.

Melihat banyaknya bonggol jagung yang cukup banyak berserakan di sekitar rumahnya. Ia lantas mmemikirkan ide, bagaimana caranya bonggol jagung tersebut bisa bernilai ekonomi? 

Setelah saling sharing dengan kawan-kawannya, ia lantas mencoba mengambil potensi ekonomi untuk mengembangkan jamur dari bonggol atau janggel jagung tersebut.

"Ternyata cukup mudah dan modalnya juga tidak terlalu besar," ujarnya.

Baca Juga:Kementan Musnahkan Jamur Enoki di Indonesia dan 9 Artikel Populer Lainnya

ia lantas membuat kumbung (media jamur) dengan alas plastik dengan diisi dengan janggel jagung yang telah dicampur dengan ragi tape, dedak dan urea.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak