SuaraJogja.id - Belum memasuki masa kampanye namun suhu politik di Bantul sudah semakin panas. Hal ini ditandai dengan munculnya seorang oknum tak bertanggung jawab yang mencatut nama salah satu bakal calon bupati yakni petahana Suharsono.
Ketua Tim Sukses Pasangan Suharsono-Totok Sudarto (Noto), Arif Iskandar, membenarkan kabar pencatutan nama yang dialami oleh Suharsono tersebut. Bahkan diakui pencatutan nama itu sudah dilakukan dua kali, tepatnya pada tanggal 8 dan 13 September kemarin.
Dijelaskan Arif, untuk kejadian pertama sudah langsung diklarifikasi oleh pihak yang bersangkutan sehingga tidak berlangsung lebih lanjut. Sedangkan untuk yang terbaru terjadi pada 13 September malam yang melibatkan pimpinan pondok pesantren di salah satu wilayah di Bantul.
"Kita mendapat laporan berupa tangkapan layar bahwa ada oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan pencatutan kepada nama bapak [Suharsono]. Kejadiannya semalam, orang itu mengaku bapak bahwa akan membantu pimpinan pondok pesantren tersebut," kata Arif saat dihubungi awak media, Senin (14/9/2020).
Baca Juga:Satpol PP Bantul: Kali Kedua Langgar Protokol Kesehatan, Denda Rp100 Ribu
Dijelaskan Arif, pihaknya lantas melakukan pelacakan dengan bantuan putra Suharsono yang bertugas di Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri). Dalam pelacakan tersebut ditemukan bahwa nomor bersangkutan ternyata telah melakukan registrasi palsu.
Pasalnya dari pelacakan yang sudah dilakukan diketahui identitas nomor tersebut merupakan seorang perempuan yang berasal dari Pemalang, Jawa Tengah dengan profesi sebagai petani.
"Lalu tadi saya sudah laporkan kepada Kanit Intel Polres Bantul untuk ditindaklanjuti. Untuk laporan resmi nanti akan saya koordinasi dulu dengan bapak," ungkapnya.
Arif menduga ada dua kemungkinan yang melatarbelakangi oknum tersebut melakukan pencatutan nama kepada Suharsono. Pertama murni penipuan kriminal yang memanfaatkan situasi saat ini. Kedua adalah untuk melakukan kampanye hitam guna memberikan semacam janji atau harapan palsu kepada pihak-pihak tertentu.
"Misalnya saja berjanji memberikan bantuan pada bulan depan tapi setelah ditunggu ternyata tidak ada maka nama bapak Suharsono akan dituduh sebagai penipu. Saya duga arahnya akan ke sana," jelasnya.
Baca Juga:Pemkab Bantul Dapat Hibah Bendung Tegal Senilai Rp159 Miliar
Atas kejadian ini, Arif mengimbau kepada masyarakat luas untuk lebih berhati-hati dan waspada dengan penipuan semacam ini. Selain itu masyarakat juga diharapkan lebih aktif untuk melaporkan sesuatu yang mencurigakan kepada pihak-pihak terkait.
- 1
- 2