Orang Tua Beda Agama dan Suku, dr Tirta Ungkap Pengalaman Kerap Diremehkan

Memiliki ayah seorang petani asal Boyolali, dr Tirta menyebut dirinya sebagai rakyat jelata, sama seperti masyarakat kebanyakan lainnya.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Selasa, 22 September 2020 | 14:11 WIB
Orang Tua Beda Agama dan Suku, dr Tirta Ungkap Pengalaman Kerap Diremehkan
dr Tirta saat memberikan diskusi tentang UMKM di Semarang tahun 2014. - (Instagram/@dr.tirta)

SuaraJogja.id - Relawan kesehatan Tirta Mandira Hudi alias dr Tirta mengungkapkan, dirinya sudah terbiasa melakukan sharing sejak 2009. Memiliki ayah seorang petani asal Boyolali, dr Tirta menyebut dirinya sebagai rakyat jelata sama seperti masyarakat kebanyakan lainnya.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @dr.tirta, ayah dua anak ini menuliskan bahwa dirinya sudah terbiasa dengan aktivitas berbagi ide dan gagasan sejak 2009. Ia terbiasa menghadapi pro dan kontra hingga debat organisasi.

Setiap ada agenda diskusi, dr Tirta mengakui bahwa biasanya memang banyak yang datang ke rumah. Kebanyakan merupakan masyarakat bawah. Pria yang akrab disapa Cipeng ini juga mengakui bahwa dirinya hanyalah anak orang biasa. Ayahnya merupakan seorang petani di Sambi, Boyolali.

Untuk membiayai hidupnya, ayah dr Tirta lantas bekerja sebagai seorang karyawan bank. Ayahnya selau bekerja lembur hingga kelebihan jam kerja agar dr Tirta dapat bersekolah. Pria berambut pirang ini menyebutkan bahwa ayahnya seorang Muslim.

Baca Juga:Libatkan 241 Pekerja, Barak TNI di Sleman Ditargetkan Selesai Setahun

"Ibu saya alumni pertanian UNS, keturunan Tionghoa, Katolik, yang karena gak ada sawah, akhirnya jadi karyawan juga," tulis dr Tirta dalam keterangannya.

Menjelaskan latar belakang keluarganya, dr Tirta menyebutkan bahwa dirinya sama seperti masyarakat Indonesia pada umumnya. Dirinya adalah anak rakyat jelata.

Dulu, saat bercerita mengenai cita-citanya sebagai dokter dan pengusaha, ia, sebagai anak "campuran" kerap ditertawakan.

Saat ini dr Tirta merupakan seorang mualaf yang memiliki darah campuran Tionghoa dan Jawa. Duda dua anak ini juga mengaku memiliki tato di tubuhnya.

Saat berada di Jakarta, dr Tirta juga pernah "ngemper" di toko.

Baca Juga:Toko Handphone di Gondokusuman Dibobol, Polresta Jogja Cokok Satu Pelaku

"Bukan pencitraan turun ke lapangan ketika kampanye. Bukan orang yang tiba-tiba peduli sama rakyat ketika cari suara," imbuh dr Tirta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak