SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa bagikan video dirinya bertemu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Dalam kesempatan itu, Butet menanyakan seandainya pria yang akrab disapa Ahok ini memiliki kesempatan untuk menduduki kursi RI 1.
Dalam perjalanan menemui Ahok di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Butet memilih melalui jalan yang melewati cincin semanggi sejauh 1,6 KM. Salah satu landmark DKI Jakarta yang baru, peninggalan Ahok saat masih menjabat sebagai Gubernur.
"Sebuah jalan senilai Rp 345 M, tapi sama sekali tidak mengusik duit rakyat," ujar Butet.
Ia menjelaskan bahwa uang yang digunakan untuk pembangunan tersebut tidak diambil dari Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD). Melainkan dari dana kompensasi yang diberikan oleh para pengembang properti yang bermasalah.
Baca Juga:Manfaatkan Zoom Meetings, Intip Serunya Pentas Budaya Virtual di Yogyakarta
Butet mneyebutkan bahwa pria keturunan tionghoa itu adalah sebuah simbol perlawanan terhadap tindak korupsi. Maka, jika saat ini BTP menyandang jabatan sebagai komisaris pertamina, untuk mengawasi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentu akan ada banyak hal yang dirapikan.
Pertamina disebut sebagai BUMN yang dikenal dijadikan sapi perah oleh beberapa pihak. Keberadaan Ahok dalam badan usaha tersebut dinilai Butet akan menimbulkan banyaknya perbaikan di satu dan lain hal. Berbincang di teras dengan Ahok, ia bertanya hal apa yang diperbaiki di Pertamina.
Ahok menjelaskan, bahwa hal pertama yang ia perbaiki adalah mengenai jenjang karir. Jika sebelumnya, Pertamina mendapatkan nilai baik bisa naik satu tingkat. Untuk seseorang bisa menjadi vice president, setidaknya dibutuhkan waktu bekerja selama 20 tahun.
"Jadi ini saya potong," ujar Ahok.
Pada masa pemerintahannya, jika saat di tes mendapatkan nilai yang bagus bisa langsung naik antara empat hingga lima kali. Dalam menerapkan kebijakan tersebut, ia sempat mendapatkan protes selama berbulan-bulan oleh orang-orang disekitarnya.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di DIY Tambah 35 Pasien Baru, Sleman Masih Terbanyak
Butet kemudian mempertanyakan mengenai kebijakan lama yang sempat diterapkan di DKI Jakarta, yakni adanya lelang jabatan. Ahok menjawab bahwa hal itu sudah dilakukan di Pertamina selama beberapa bulan, namun ia merasa belum puas.
Sebab, lelang jabatan hanya diberikan untuk kursi yang kosong karena pensiun. Ahok tidak setuju, ia ingin semuanya di kocok ulang seperti yang pernah dilakukannya saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dengan begitu, ia menilai baru bisa mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik.
"Sistem perbankan nasional saja sudah banyak menghilangkan orang untuk diganti dengan sistem aplikasi. Buat apa orang keuangan begitu banyak kalau ngitung uang semuanya sudah online, sudah di bank gitu lho," Terang BTP.
Ahok ingin membangun sistem yang lebih baik. Seperti contohnya tandatangan digital. Ia ingin semua memo bisa didigtalisasi. Sehingga ia lebih mudah untuk melakukan audit investigasi dengan lebih baik lagi.
Tidak hanya itu, Ahok juga melakukan rapat komisaris yang biasanya setahun empat kali menjadi setiap minggu sekali. Namun, karena banyaknya hal yang harus diurus, dalam satu minggu mereka bisa menjalani rapat antara dua hingga tiga kali.
Selanjutnya, ia menyebutkan pihaknya juga memiliki komite investasi audit yang baik. Sebelumnya, hal tersebut cukup dibatasi. Ahok juga memaksakan tranparansi dalam pengelolaan perusahaan milik negara tersebut.
"Terus saya masukkan chief auditor executive dari luar. Ini yang banyak mendapatkan temuan-temuan," terangnya.
Ahok selalu percaya dengan teori jika kepalanya lurus, tentu saja bawahnya pasti akan ikut lurus juga. Ia khawatir ada banyak orang-orang idealis di bawah namun mereka mendapatkan tekanan dari pihak di tengah yang menjadi temuan-temuan.
Ia menyebutkan jika dulu ketika orang-orang bawah mendapatkan temuan pasti tidak berani menghilangkan. Namun, saat orang-orang bawah ini ngotot ingin menyuarakan mereka tidak berani karena tidak ada yang memberikan perlindungan.
Di bawah kepemimpinannya, ia memberikan jaminan perlindungan untuk orang-orang yang melakukan aduan. Butet sendiri mengakui pengalaman perjalanan Ahok mulai dari politisi hingga eksekutif di kursi gubernur pernah di jalani.
Butet juga menyebutkan jika Ahok pernah melakukan pertapaan di Mako Brimob. Dengan berbagai pengalaman tersebut, jika Ahok diberi kesempatan untuk duduk di kursi RI 1, hal pertama apa yang akan dilakukan oleh Ahok.
"Langsung dilakukan pemutihan dosa-dosa lama. Supaya dari rezim ke rezim ini tidak dijadikan ATM," tukasnya.
BTP mengaku, sejak dulu ia sampaikan saat ada Pilkada di seluruh Indonesia, perlu adanya pembuktian harta yang dimiliki oleh pejabat yang menduduki kursi kekuasaan. Setelah terpilih, perlu disampaikan kepada masyarakat banyaknya harta yang dimiliki dan sumber harta tersebut.
Lihat video percakapan Ahok dan Butet DISINI
Meskipun, jika harta yang dimiliki merupakan uang kotor warisan orangtua. Sebab, bagi Ahok bisa saja anak DPR yang koruptor tidak akan meneruskan jejak ayahnya. Bisa jadi, anak tersebut memiliki hati nurani untuk benar-benar mengabdi kepada masyarakat.
Untuk masalah orang-orang yang melakukan dosa terhadap tindak kemanusiaan, Ahok menyebutnya mudah. Yakni, pemerintah tinggal melakukan proses terhadap tindak kejahatan tersebut, agar masyarakat mengetahui siapa yang melakukan tindakan itu dan dari mana hal itu bisa terjadi.
Selanjutnya, tinggal diserahkan kepada pihak berwenang apakah akan memberi pengampunan atau tidak. Hal itu disebut Ahok sebagai rekonsiliasi bangsa Indonesia. Rekonsiliasi sendiri tidak bermakna menutup-nutupi tindak kejahatan. Namun, tindak kejahatan apapun harus tercatat, agar generasi selanjutnya bisa belajar.
"Saya masih bisa jadi presiden, presiden direktur," ujar Ahok bercanda.
Ia mengatakan bahwa ada narasi yang hilang dari bangsa Indonesia, yakni mengenai siapa orang ini. Secara tiba-tiba ia merasa dibuat bukan lagi orang Indonesia. Orang dinilai lupa untuk menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat lainnya namun justru sibuk mengurusi keyakinan orang lain.