Joglo Citakan Piyaman, Melongok Saksi Bisu Berdirinya Gunungkidul

Ia menyebutkan, bangunan tersebut didirikan tahun 1750 sama dengan Pasar Paing Piyaman I.

Galih Priatmojo
Senin, 12 Oktober 2020 | 18:10 WIB
Joglo Citakan Piyaman, Melongok Saksi Bisu Berdirinya Gunungkidul
Bangunan Joglo Citakan Piyaman tempat cikal bakal lahirnya Kabupaten Gunungkidul. [Kontributor / Julianto]

SuaraJogja.id - Berdirinya Kabupaten Gunungkidul tidak bisa dilepaskan dari perjuangan seorang Demang, Ki Demang Wono Pawiro yang merupakan prajurit setia Raja Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat, Sri Sultan HB I. Kisah perjuangannya tersebut tergambar jelas di sebuah tempat yang masih terjaga keasliannya, Joglo Citakan.

Joglo Citakan, sebuah bangunan yang berada di Padukuhan Piyaman I Kalurahan Piyaman Kapanewonan Wonosari Gunungkidul. Joglo ini berada di sebelah utara Kapanewonan Wonosari, atau berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Alun-alun Wonosari.

Generasi Keenam Demang Wonopawiro, Basuki Wibowo Raharja mengungkapkan, Joglo Citakan telah ditetapkan sebagai benda Cagar Budaya oleh Bupati Gunungkidul Badingah melalui SK 2/75/KPPS. Bangunan ini berbentuk Joglo dengan gaya Mataram dan kini masih berupaya dijaga keaslian sebagai mana mestinya.

"4 Soko Guru masih utuh. tumpuk undak 5, dodok wesi ukir masih asli," ujarnya saat ditemui di Joglo Citakan, Senin (11/10/2020).

Baca Juga:Tak Ada Klaster Kantor, Dinkes Bantul Tetap Lanjut Swab Massal

Tumpuk undak atau desain atas Joglo tersebut memiliki filosofi Lung Tinulung atau saling tolong menolong. Dengan hiasan ukiran berbentuk bunga Teratai yang menandai peralihan agama Hindu Budha ke Islam. Lung Tinulung dengan ukiran teratai jika dalam filosofi menggambarkan masyarakat Jawa itu memiliki sifat tolong menolong dengan tawaduk seperti bunga teratai yang selalu menampilkan makna. Di mana bunga teratai akan selalu berbunga indah di manapun ia tumbuh.

Lelaki yang akrab dipanggil Bowo inipun menjelaskan pihaknya sudah berupaya menjaga semua aspek sesuai dengan batas kemampuannya. Termasuk lampu utama di tengah Joglo masih original sampai sekarang. Kayu usuk masih utuh meskipun reng-nya sudah diganti karena lapuk dimakan usia. Demikian juga genteng masih ada beberapa yang utuh, asli sejak dahulu belum diganti.

Berdasarkan penelusurannya selama 5 tahun, Joglo Citakan tersebut didirikan oleh Ki Bagus Damar Wonopawiro sekitar tahun 1750. Ki Bagus Damar Wonopawiro adalah sebutan dari Wono Pawiro sebelum mendapatkan gelar Demang dari Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat.

Bangunan tersebut berwujud arsitektur joglo mataram. Dari sisi soko guru sudah mulai rapuh dan tahun 2000 lalu sudah diganti dengan alasan mempertahankan kekokohan bangunan. Demikian penanggap soko penitih juga sudah dirubah. Joglo tersebut awalnya berada di bagian belakang rumah utama namun karena elevasinya lebih rendah maka dipondah ke bagian depan tahun 1970.

Bangunan Joglo Citakan tersebut awalnya bagian depan adalah lintring kemudian Joglo, pringgitan, limasan dan sebelahnnya kampung memanjang. Atas kepentingan waris dirubah dan Joglo dipertahankan di mana ada pintu yang masih disimpan di belakang sebagai bukti otentik.

Baca Juga:Program Transmigrasi Bantul Tersendat, 20 KK Terancam Batal Berangkat

Di pintu depan ada dua cakruk (gardu) di mana masing-masing ada tempat tidur di sisi kanan kiri. Kemudian ada gerbang gapuran serta ada tempat penambatan kuda. Namun karena lapuk dimakan usia maka bangunan tersebut kini sudah tidak ada lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak