SuaraJogja.id - Antrean panjang kendaraan terjadi di jalur utama Jogja-Wonosari, Gunungkidul sejak libur panjang dimulai, Kamis (29/10/2020). Dua simpul kemacetan memenuhi perempatan Patuk, Kapanewonan Patuk dan Kebun Bunga Amarilis. Sejak sore hari, kemacetan mulai terjadi dan baru terurai sekitar pukul 21.30 WIB.
Banyak wisatawan hendak berbelok dari jalur utama memotong jalan Jogja-Wonosari ke arah jalan Dlingo, tepatnya di perempatan Patuk, sehingga memicu kemacetan panjang dari arah Yogyakarta ataupun dari Wonosari.
Dari arah Wonosari, kemacetan panjang mencapai 7 kilometer lebih di jalur utama Jalan Wonosari -Jogja, Kamis malam. Bahkan pantauan SuaraJogja.id, kemacetan sudah terlihat di Sambipitu, Kalurahan Bunder, Kapanewon Patuk atau jalan Jogja-Wonosari km 35.
Antrean tersebut terlihat mulai dari Sambipitu hingga perempatan Patuk. Berbagai jenis kendaraan terutama roda empat banyak yang terjebak kemacetan. Tak sedikit yang memutar balik dan mencari jalur alternatif dengan harapan lebih lancar.
Baca Juga:Libur Panjang Akhir Pekan, Ada Tambahan Penerbangan di Bandara YIA
Sejumlah petugas berusaha keras untuk mengurai kemacetan tersebut. Kendaraan menumpuk berjajar dua sampai tiga, memenuhi separuh badan jalan di perempatan Patuk dan belokan menuju pintu masuk Gunungkidul. Namun demikian, dari arah sebaliknya, yaitu arah Yogyakarta, terlihat sangat lengang selepas perempatan Patuk.
Dari arah Yogyakarta terjadi antrean sepanjang 3 kilometer dari Perempatan Patuk. Kendaraan roda empat mulai merangkak naik ke Bukit Bintang sejak SMK Budi Dharma, yang berada di Desa Srimulyo, Piyungan.
Jika sebelumnya pemicu kemacetan adalah wisatawan yang akan ke destinasi HeHa Skyview, kemacetan makin parah pada liburan kali ini karena dipicu simpul Kebun Bunga Amarilis di Kalurahan Salam. Ribuan orang berhenti ingin berfoto dengan bunga amarilis, yang mekar cuma dua minggu dalam setahun, menimbulkan kemacetan baru.
Bambang, salah seorang warga Wonosari yang ingin pergi ke Yogyakarta, mengatakan, dirinya juga terjebak kemacetan. Ia terpaksa berjalan merambat hampir satu jam lamanya hanya untuk berjalan dua kilometer dari Sambipitu hingga ke Putat Patuk.
"Tobyat, masak satu jam baru sampai Putat,"keluhnya, Kamis malam.
Baca Juga:Epidemiolog: Sebenarnya Pemerintah yang Menaikkan Kasus, Bukan Masyarakat
Sementara Medi, warga Pedukuhan Gumawang, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk, juga merasakan hal yang sama. Ia sebenarnya hanya keluar untuk berbelanja kebutuhan pokok di salah satu Toserba di Sambipitu. Jarak antara Toserba dengan rumahnya hanya 1 kilometer, tetapi ia harus menempuh perjalanan 1 jam lebih.
"Tadi saya satu jam lebih. Gila," ujarnya.
Sementara Faisal Noor, warga Kalurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, juga mengaku stres di jalan. Dirinya, yang bekerja sebagai tenaga keamanan sebuah hotel di Jalan Laksda Adisutjipto Kota Yogyakarta, mengaku harus menempuh perjalananan cukup untuk sampai ke rumahnya.
Faisal mengungkapkan, ia keluar dari kantornya pukul 18.30 WIB dan biasanya sampai rumah di Ngalang pukul 19.15 WIB. Namun malam ini dirinya tiba di rumah sekitar pukul 20.30 WIB. Padahal ia hanya menggunakan sepeda motor.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau pakai roda empat. Bisa sampai jam berapa tiba di rumah. Stres aku," kata Faisal.
Kasatlantas Gunungkidul AKP Anang Tri Sulivyan mengatakan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kemacetan akan terjadi di jalur wisata, terutama jalur utama. Di jalan Wonosari-Jogja, tahun lalu terjadi kemacetan di pertigaan Gading dan Perempatan Gading hingga beberapa kilometer.
"Tapi tahun ini bisa terurai dengan rekayasa lalu lintas," ujarnya, Kamis malam.
Polisi sendiri sudah memperkirakan bahwa perempatan Patuk menjadi simpul kemacetan. Hal tersebut sebelumnya sudah terlihat setiap akhir pekan, terutama menjelang Magrib hingga malam.
Sebab, persimpangan Patuk merupakan perempatan menuju ke arah Heha Skyview dan juga ke Dlingo, yang merupakan lokasi berbagai destinasi hutan di Kabupaten Bantul. Ditambah lagi, saat ini Kebun Bunga Amarilis sedang mekar, sehingga banyak yang ingin mampir berfoto.
"Nah di Amarilis itu parkirnya di pinggir jalan. Jadi kendaraan jadi tersendat," paparnya.
Ia mengimbau kepada wisatawan atau pengguna jalan untuk memanfaatkan jalur alternatif melalui Ngoro-oro ataupun Jembatan Gembyong Baru. Jalur tersebut bisa ditempuh melalui jalan Sambipitu-Nglanggeran.
Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Gunungkidul Aris Sugiyantoro mengakui adanya lonjakan jumlah wisatawan ke Gunungkidul pada hari kedua libur panjang pekan ini. Dibanding Rabu (28/10/2020), yang jumlah pengunjungnya baru 5 ribuan orang, pada Kamis (29/10/2020) kemarin jumlah pengunjungnya melonjak menjadi 21.000 orang.
"Itu didominasi kendaraan pribadi," ujar Aris, Jumat (30/10/2020).
Kontributor : Julianto