Hari Ketiga Malioboro Bebas Kendaraan, Pedagang Menjerit Sepi Pembeli

Plt Kepala Dinas Hubungan DIY, Ni Made Panti Dwipanti Indrayanti menjelaskan bahwa masa uji coba Malioboro menjadi kawasan pedestrian berlaku selama dua pekan.

Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 05 November 2020 | 19:49 WIB
Hari Ketiga Malioboro Bebas Kendaraan, Pedagang Menjerit Sepi Pembeli
Sejumlah pedagang di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta menunggu barang jualannya saat uji coba Malioboro sebagai kawasan pedestrian, Kamis (5/11/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Uji coba Malioboro sebagai kawasan pedestrian memberi dampak terhadap para pedagang. Memasuki hari ketiga uji coba Malioboro tanpa kendaraan, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang kios mengeluh sepi pembeli.

Hal itu diungkapkan salah seorang pedagang pecel di depan Pasar Beringharjo, Tari (42). Dalam sehari dirinya hanya melayani 8-10 orang.

"Setelah uji coba hari pertama kami masih memaklumi karena orang-orang mungkin belum tahu. Namun di hari kedua dan ketiga pembelinya masih saja sedikit," keluh Tari ditemui Suarajogja.id, Kamis (4/11/2020).

Ia mengaku sebelum uji coba Malioboro sebagai kawasan pedestrian, ibu 3 anak ini bisa melayani 40-50 pembeli tiap harinya. Setelah pemberlakuan Malioboro bebas kendaraan motor, pembelinya menurun drastis.

Baca Juga:Viral Penjual Gorengan Cantik di Jogja, Warganet: Jadi Pengen Nafkahin

"Sehari itu bisa bawa pulang Rp800-1 juta, tapi itu hasil kotornya. Mungkin bersihnya itu sekitar Rp400-500 ribu," ujar Tari.

Pedagang makanan seperti dirinya membuka lapak sekitar pukul 09.00-17.00 wib. Selama 3 hari itu dirinya tak pernah melayani pembeli dari 10 orang.

Ia mengatakan jika pembeli yang datang ke tempatnya kebanyakan wisatawan yang turun dari mobil di Jalan Malioboro.

"Selama ini pelanggan yang datang itu berjalan dari jalan Malioboro, turun dan langsung mendekat ke sini. Ada beberapa yang setelah berjalan-jalan keliling Malioboro langsung makan. Tapi lebih banyak yang datang itu pelanggan dari mobil dan motor," katanya.

Dampak ditutupnya akses jalan Malioboro untuk kendaraan bermotor juga dirasakan oleh pedagang pakaian di pasar sore. Desi Ariani (36) mengaku jika sepinya pembeli karena tak mengetahui jalan atau tempat parkir yang dekat dengan lokasi yang mereka tuju.

Baca Juga:Wadah Seniman Muda, Artotel Yogyakarta Apresiasi Jogja Art Week 2020

"Jadi wisatawan inginnya mencari tempat parkir yang dekat. Biasanya di dekat Benteng Vastenburg ada parkir mobil. Jadi setelah parkir mereka biasa melintas di pasar sore. Tapi setelah ditutup (Malioboro) tidak ada yang parkir dan melintas di sini. Ada beberapa wisatawan tapi sangat sedikit," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak