Libur Imlek, Wisata Tebing Breksi Sepi Pengunjung

kawasan wisata tebing breksi masih terdampak efek pandemi covid-19.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 14 Februari 2021 | 13:47 WIB
Libur Imlek, Wisata Tebing Breksi Sepi Pengunjung
ilustrasi Tebing Breksi. (Instagram/@aryajakasatria)

SuaraJogja.id - Tidak ada kenaikan yang cukup berarti dari segi kunjungan wisatawan di Taman Wisata Tebing Breksi pada libur panjang Hari Raya Imlek tahun ini. Pandemi Covid-19 dan aturan Pengetatan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) masih berdampak pada angka kunjungan wisatawan tersebut.

Ketua Pengelola Taman Wisata Tebing Breksi, Kholiq Widiyanto mengatakan bahwa sepinya kunjungan wisatawan di Taman Wisata Tebing Breksi sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Disampaikan dari pandemi itu kunjungan wisatawan turun 80 persen dari kondisi normal.

"Dari kondisi normal masuk ke pandemi Covid-19 itu kunjungan sudah turun 80 persen. Ditambah lagi dengan adanya PTKM jadi semakin drop lagi," kata Kholiq saat dikonfirmasi awak media, Minggu (14/2/2021).

Kholiq menyebut bahwa sejak penerapan PTKM kunjungan per hari di Taman Wisata Tebing Breksi hanya berkisar 200 orang pada hari biasa. Sementara untuk kunjungan di akhir pekan naik menjadi 400 orang.

Baca Juga:Mayoritas RT di Sleman Masih Hijau, Hanya Satu RT Masuk Zona Kuning

Terkait untuk kunjungan di momen libur panjang Hari Raya Imlek kali ini, kata Kholiq tidak ada peningkatan yang signifikan. Walaupun memang tidak dipungkiri tetap ada peningkatan dibandingkan dengan saat sebelum liburan.

"Mulai naik dari Jumat (12/2/2021), setidaknya kemarin itu ada 600 lebih pengunjung. Terus pada hari Sabtu (13/2/2021) naik lagi menjadi 700 sekian pengunjung," ucapnya.

Disampaikan Kholiq, kunjungan wisatawan yang datang berkunjung tidak hanya dari dalam kota DIY saja. Melainkan terdapat beberapa pengunjung dari luar kota juga.

"Pengunjung luar kota itu ada sekitar 20-30 persen. Ada yang ada Bali, Jabodetabek, Jawa Barat," imbuhnya.

Ketika ditanya perihal perbandingan jumlah kunjungan pada liburan Hari Raya Imlek tahun lalu dengan tahun ini, Kholiq menyatakan jauh menurun. Jumlah kunjungan sekarang bahkan tidak bisa mencapai separuh dari kunjungan tahun lalu.

Baca Juga:Terbukti Langgar Etik, 2 Anggota KPU Sleman Dijatuhi DKPP Sanksi Peringatan

"Kalau dibandingkan tahun kemarin saat liburan Imlek juga, puncak kunjungan mencapai 19 ribu lebih hampir 20 ribu. Kalau mau tanya berapa persen bisa silakan dihitung sendiri saja," ungkapnya.

Disinggung mengenai penerapan protokol kesehatan, Kholiq mengaku sudah menyiapakan semuanya dengan baik. Mulai dari anjuran bagi para wisatawan yang hendak berkunjung untuk melakukan reservasi online terlebih dulu.

Nantinya pembayaran pun juga dapat dilakukan lewat transfer atau menggunakan edc hingga barcode yang telah disediakan. Saat sudah datang di lokasi, pengunjung atau minimal perwakilan dari rombongan akan dicatat perihal asal daerah kunjungan dan nomor yang bisa dihubungi.

Pengecekan suhu tubuh juga dilakuka sebelum para pengunjung memasuki area objek wisata. Jika kedapatan ada yang memiliki suhu tubuh lebih dati 37,3 derajat celcius maka pengunjung akan diminta untuk beristirahat atau transit sejenak di gubuk yang telah disiapkan pengelola.

Jika setelah istirahat sekitar 30 menit dan dicek kembali suhu tubuh masih belum turun maka pengunjung akan disarankan untuk pulang. Atau akan diarahkan menuju rumah sakit terdekat yakni RSUD Prambanan.

"Kita juga selalu ingatkan pengunjung saat turun dari kendaraan agar segera cuci tangan di wastafel yang telah disediakan. Di setiap titik kumpul atau spot-spot unggulan juga kita tambah petugas yang membawa pengeras suara untuk mengingatkan prokes. Walaupun juga sudah banyak baliho atau peringatan tentang protokol kesehatan," tuturnya.

Bahkan pihaknya juga telah menyediakan medical room lengkap dengan tenaga medis yang berjaga di area objek wisata. Hal itu guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

"Kita sediakan juga medical room lengkap dengan tenaga medis. Minimal untuk mengecek kami sendiri selaku pengelola. Itu swadaya kita. Walaupun kami baru mampu membayar perawat saja karena harus stand by juga di sana," terangnya.

Menurut Kholiq, para pengunjung sudah taat dan sadar terkait penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di objek wisata. Termasuk memakai masker dan selalu membawa hand sanitizer.

Mengenai pembatasan pengunjung, Kholiq menjelaskan, jika berdasarkan rumus yang telah diberikan oleh Dinas Pariwisata maka luasan tanah non parkir dalam meter persegi di bagi dua. Nantinya hasil tersebut sama dengan jumlah pengunjung yang boleh berkunjung dalam satu waktu.

Sementara untuk Taman Wisata Tebing Breksi sendiri memiliki sekitar 33 ribu meter luas tanah non parkir. Artinya jika dibagi dua berarti masih ada 15 ribu pengunjung dalam satu waktu.

"Tapi ya kapan mau mencapai 15 ribu kalau ini belum berakhir. Jadi ya jane mboten arep kulo batesi mas lha ora ono pengunjung e. Intinya kita manut aturan pemerintah daripada ditutup," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak