Larangan Mudik Berlaku, Polri Klaim Mobilitas Kendaraan Turun 60 Persen

Polri klaim terjadi penurunan mobilitas kendaraan selama penerapan Larangan Mudik

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 08 Mei 2021 | 15:16 WIB
Larangan Mudik Berlaku, Polri Klaim Mobilitas Kendaraan Turun 60 Persen
Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengklaim telah terjadi penuruan jumlah kendaraan dalam dua hari terakhir tepatnya saat masa pelarangan mudik Lebaran 2021 diberlakukan. Hal itu diketahui setelah hasil evaluasi di Mabes Polri.

"Iya jadi setiap hari kami melakukan evaluasi di Mabes Polri. Penurunan, kemarin saya melakukan patroli udara dari Jakarta sampai Trans Jawa jalur dalam keadaan di bawah normal justru cenderung sepi," kata Arief saat berkunjung ke Pos Pengamanan Lalu Lintas di kawasan Tugu Kota Yogyakarta, Sabtu (8/5/2021).

Lebih lanjut Arief menuturkan penurunan terpantau juga terjadi di gerbang-gerbang tol yang ada. Setidaknya pada Kamis (6/5/2021) kemarin penurunan terjadi hingga 50-60 persen.

Bahkan sejak semalam hingga pagi tadi penurunan lebih banyak lagi. Disebutkan Arief penurunan hingga mencapai 60-70 persen.

Baca Juga:Hari Kedua Larangan Mudik, Polri Putar Balik 32.815 Kendaraan

"Artinya kesadaran masyarakat sudah cukup paham dengan adanya kebijakan ini. Dan ini harus terus dipertahankan semata-mata untuk menjaga masyarakat itu sendiri," tuturnya.

Kesadaran masyarakat tentang larangan mudik tersebut diperlukan guna mengantisipasi penularan Covid-19 akibat mobilitas yang tinggi.

"Ini yang harus sama-sama dijaga. Memperingati hari raya Idul Fitri, silaturahmi cukup dilaksanakan di rumah saja. Sehingga bisa saling, menjaga semuanya," ujarnya.

Arief tidak lupa juga selalu mengingatkan keamanan dari lingkungan dan individu masing-masing. Terkhusus saat memperingati Lebaran Idul Fitri mendatang.

Sebab tidak dipungkiri bahwa masyarakat akan melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan. Baik dari salat tarawih, salat idul  fitri hingga bahkan kegiatan perbelanjaan.

Baca Juga:Bank Mandiri Distribusikan Ribuan Paket Sembako ke Dhuafa dan TNI/Polri

"Tetap menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, 3M dan 5T," tegasnya.

Arief berharap dengan adanya kebijakan larangan mudik ini betul-betul bisa untuk menjaga semua pihak agar tidak sampai  terjadi penularan Covid-19. Berkaca dengan libur atau momen keagamaan di masa pandemi Covid-19 yang sebelumnya.

"Pengalaman pada waktu libur Paskah kemarin terjadi peningkatan [kasus Covid-19]. Sehingga tradisi mudik ini perlu dilakukan dengan cara yang berbeda," ungkapnya.

Pemanfaatan teknologi informasi yang sudah maju sekarang perlu dioptimalkan. Terlebih untuk menjalin hubungan dan silaturahmi dengan orang tua.

"Ya silaturahmi dengan orang tua tidak bisa lagi sekarang dengan langsung datang tapi bisa dengan menggunakan fasilitas komunikasi yang lain dengan video call dan lain sebagainya," terangnya.

Menurutnya pandemi Covid-19 masih menjadi semua pihak bukan hanya di daerah Yogyakarta saja. Melainkan masih juga melanda seluruh dunia.

"Ini kalau tidak dikendalikan nanti yang jadi korban masyarakat sendiri," pungkasnya.

Perlu diketahui bahwa masa larangan mudik lebaran tahun 2021 sudah resmi diberlakukan mulai Kamis (6/5/2021) lalu. Sesuai rencana, penyekatan untuk larangan mudik tersebut akan dilakukan hingga tanggal 17 Mei 2021 mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini