Peti Jenazah Pasien Covid-19 Minim, Relawan Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM Bantu Buat

Hingga sekarang setidaknya sudah ada lebih dari 30 peti mati yang berhasil mereka buat.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 10 Juli 2021 | 08:20 WIB
Peti Jenazah Pasien Covid-19 Minim, Relawan Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM Bantu Buat
Proses pembuatan peti mati oleh para relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM - (SuaraJogja.id/HO-relawan alumni gelanggang mahasiswa UGM)

"Yang tetap di sini 4-5 orang lah termasuk mas Capung," imbuhnya.

Selain alumni Gelanggang Mahasiswa UGM yang datang untuk membantu. Ada pula berbagai kalangan yang turut serta membantu proses pembuatan peti tersebut.

Mulai dari aktivis fakultas, dosen, filmmaker, sutradara hingga orang-orang di luar UGM datang untuk menawarkan diri untuk membantu membuat peti.

"Latar belakang saya juga bukan tukang kayu. Malah ada filmmaker, sutradara datang ke sini ya ngamplas kemudian ngecat itu ada seniman, ada juga yang cuma sekadar ngangkut ke mobil. Jadi tidak ada komando yang kaku sekali. Mereka melihat sendiri kemudian apa yang bisa dibantu," ungkapnya.

Baca Juga:BEM KM UGM Gagas Etalase Nasi Gratis Bantu Warga Terdampak Pandemi, Ini Dia Lokasinya

Terkait dengan donasi sendiri, Herlambang menjelaskan bahwa ia juga hanya mengandalkan getok tular atau komunikasi berantai atau mulut ke mulut saja. Kemudian ditambah dengan memanfaatkan sosial media yang dimiliki.

Namun memang, ia menyatakan bahwa pihaknya tidak secara langsung membuka donasi tersebut.

"Tidak ngomong minta donasi tapi kemudian ada yang memberikan donasi, bukan apa-apa, bukan kami tidak butuh donasi, open donasi itu saya takutnya kalau tidak terkendali kami tidak mampu memenuhi kami juga berat. Tanggungjawabnya berat," tegasnya.

Ditanya mengenai standar operasional khusus dalam pembuatan peti khusus bagi jenazah Covid-19, menurut Herlambang pada prinsipnya adalah lapisan yang melindungi jenazah agar tidak terakses langsung dari luar. Dalam artian jenazah terlindungi oleh dengan baik oleh kayu-kayu itu.

"Jadi supaya tidak kecantol apa, supaya tidak sobek semacam itu. Karena sebenarnya kalau lapisan-lapisan plastik ini kan relatif aman. Kita pakai multipleks, kayu lapis. Itu sudah rapi luarnya, tertutup rapat tinggal pinggir-pinggirnya. Terus kami cat. Tetep kami cat," sebutnya.

Baca Juga:UGM Sulap Wisma MIC Jadi Shelter Pasien Covid-19 Bergejala Ringan, Kapasitas 136 Orang

Layani Dua Rumah Sakit

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak