Kejahatan Jalanan di Jogja Kebal Pandemi, Komunitas JJ: Aksi Banyak Terjadi di Akhir Pekan

Komunitas sukarelawan pencegah klitih Jawil Jundil sebut pandemi tak menyurutkan tindak kejahatan jalanan

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 28 Juli 2021 | 19:41 WIB
Kejahatan Jalanan di Jogja Kebal Pandemi, Komunitas JJ: Aksi Banyak Terjadi di Akhir Pekan
Ilustrasi klitih - (Suara.com/Iqbal Asaputro)

SuaraJogja.id - Komunitas sukarelawan pencegah aksi klitih atau kejahatan jalanan di Sleman, Jawil Jundil (JJ) menyatakan ada peningkatan aksi kejahatan jalanan selama masa PPKM dalam sebulan terakhir. Tidak jarang pelaku aksi klitih itu merupakan anak-anak yang masih di bawah umur.

"Selama PPKM ini peningkatannya cukup lumayan. Daripada sebelum PPKM loh," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Jawil Jundil, Guntur Irmanda Putra, saat dihubungi wartawan, Rabu (28/7/2021).

Guntur menjelaskan hari-hari rawan di Yogyakarta sendiri ketika sudah memasuki long weekend atau akhir pekan. Terhitung mulai pada Jumat, Sabtu dan Minggu.

Berdasarkan hasil pengamatan pihaknya, rata-rata aksi jalanan berupa klitih itu melibatkan gangster atau grup tertentu. Dengan motif sebenarnya adalah hendak untuk pergi bentrok atau tawuran antar geng.

Baca Juga:Belum Dapat Kiriman Lagi, Stok Vaksin Covid-19 di Sleman Hanya Cukup Sampai Minggu Ini

"Rata-rata gangster atau grup cuma musuhnya sebetulnya saling tantang antar sekolah. Lalu saat sudah selesai bentrok, mereka muter pawai sambil nyari-nyari. Rata-rata selama PPKM ini. Kalau yang sebelum PPKM itu malah belum begitu marak," ungkapnya.

Belum lama ini, Guntur menceritakan sempat menemukan rombongan aksi klitih di jalanan Ringroad Selatan tepatnya di sebelah timur Terminal Giwangan. Setidaknya ada kurang lebih 10 motor yang bergerombol saat itu.

Namun dari 10 motor tersebut hanya satu motor saja yang bisa diamankan. Dan pelakunya pun, kata Guntur, masih anak di bawah umur.

Berawal dari laporan salah seorang warga setelah melihat gerombolan yang meresahkan. Personil JJ memutuskan langsung bergerak untuk melakukan penyisiran.

"Kita dari Kotagede ke arah ringroad. Ketemunya ketika sudah sampai di selatan Giwangan terus kita puter balik lagi ke arah Kotagede lewat ringroad itu ternyata berpapasan. Di situlah rombongan mengacungkan celurit dan naik di atas motor sambil memutar-mutar gir. Kita putar balik, kita kejar," jelasnya.

Baca Juga:Pemadaman Listrik Sampai Bansos, Ini yang Dilakukan Pemkab Sleman Selama PPKM Level 4

Gerombolan yang panik diketahui aksinya langsung kalang kabut menggeber motornya. Namun satu motor dari rombongan itu bernasib kurang beruntung lantas menabrak sebuah truk molen.

Momen tersebut sempat diabadikan serta diunggah ke sosial media. Tidak sedikit netizen yang menaruh perhatian dari video tersebut.

"Iya itu salah satunya nabrak truk molen. Pelaku yang tertangkap pertama itu, satunya karena panik to yang ngga nabrak itu lari malah lompat dari motornya itu yang belakangnya itu tapi juga ketangkep," jelasnya.

Dengan kesepakatan yang telah dijalin dengan jajaran Polres Sleman serta aparat terkait. JJ pun menyerahkan pelaku klitih itu ke kepolisian setempat untuk diproses lebih lanjut.

"Kita laporkan itu ke hukum sektor karena itu masuk hukum Polsek Banguntapan kita serahkan ke Polsek Banguntapan dengan dua tersangka dan barang bukti celurit dan sabuk," tuturnya.

Jika dibandingkan dengan bulan lalu, lanjut Guntur, bulan ini lebih banyak bermunculan geng-geng yang notabene berasal dari anak sekolah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini