Tekan Penyebab Terbanyak Kebutaan di Jogja, Sardjito Gelar Operasi Katarak Gratis

"Di Indonesia, khususnya Jogja, penyakit katarak menempati urutan pertama penyebab kebutaan tersebut."

Eleonora PEW
Minggu, 26 September 2021 | 12:47 WIB
Tekan Penyebab Terbanyak Kebutaan di Jogja, Sardjito Gelar Operasi Katarak Gratis
Ilustrasi mata yang bersih. (Pixabay/puhhha)

SuaraJogja.id - RSUP Dr Sardjito menggelar operasi katarak gratis, untuk mengisi peringatan Hari Kesehatan Nasional 2021, Sabtu (25/9/2021). Kegiatan ini menargetkan 135 pasien.

Ketua Panitia Kegiatan Firman Setya Wardhana menjelaskan, saat ini katarak menjadi salah satu penyebab kebutaan yang paling sering muncul di dunia.

"Di Indonesia, khususnya Jogja, penyakit katarak menempati urutan pertama penyebab kebutaan tersebut," kata dia, kala membuka resmi kegiatan tersebut, Sabtu.

Katarak ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata yang dapat dialami oleh seorang penderita. Kekeruhan lensa dapat terjadi pada satu mata ataupun kedua mata, serta dapat pula terjadi pada laki-laki dan perempuan.

Baca Juga:Tya Ariestya Umumkan Kabar Ibunya pasca Operasi Katarak: Bisa Ngeliat Jelas!

Sesuai perjalanan penyakitnya, katarak biasanya dialami oleh usia lanjut atau lebih dari 60 tahun. Namun apabila memiliki faktor risiko seperti merokok, diabetes melitus, trauma, paparan sinar matahari berlebihan maka katarak bisa terjadi lebih cepat bahkan di usia muda.

Sampai saat ini, yang masih menjadi adalah soal akses layanan kesehatan dan ketidakmampuan secara ekonomi masyarakat untuk melakukan operasi katarak.

"Padahal, jika katarak ditangani dengan baik, fungsi penglihatan akan bisa kembali," kata dia.

Dengan demikian, maka bakti sosial pemeriksaan dan operasi katarak gratis ini ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu secara sosial. Kegiatan terselenggara atas kerjasama antara RSUP Dr Sardjito dan Departemen Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr Sardjito/FKKMK UGM dengan Yayasan Baitul Al-Khariyah serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Tidak hanya dilaksanakan di Yogyakarta, melainkan juga di Kulon Progo dan Gunungkidul.

Mengingat bakti sosial diselenggarakan di masa pandemi Covid-19, pelaksanaanya diatur sesuai koridor protokol kesehatan dengan skrining melalui swab sebelum pasien datang ke RSUP Dr Sardjito.

Baca Juga:Mengenal Teknik Fakoemulsifikasi, Operasi Katarak Minim Sayatan

Operasi ini didukung oleh para dokter spesialis mata dengan teknik operasi tanpa jahitan. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui tahap pemeriksaan mata lengkap terlebih dahulu, dilanjutkan dengan operasi katarak gratis.

"Kegiatan berlangsung secara bertahap di RSUP Dr Sardjito, mulai 25-26 September 2021 untuk tahap pertama. Kemudian pada 2-3 Oktober 2021 untuk tahap kedua. Dilanjutkan pada 9-10 Oktober 2021 untuk tahap ketiga," tambahnya.

Direktur Medis dan Keperawatan RSUP Dr Sardjito Sri Mulatsih berharap, kolaborasi antar semua pihak dapat terus terjalin dengan baik ke depannya.

Selain itu, fungsi RSUP Dr Sardjito sebagai rumah sakit pendidikan tentu saja selalu berupaya mengembangkan dan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.

"Kegiatan bakti sosial ini menjadi wujud kepedulian RSUP Dr Sardjito dalam meringankan dan membantu masyarakat yang tidak mampu, agar memperoleh layanan kesehatan mata," kata dia.

Kenali Gejala Awal Katarak

Firman Setya Wardhana mengungkapkan, pada penderita katarak, gejala awal yang biasanya dirasakan oleh mereka adalah pandangan kabur, terasa berkabut.

"Silau apabila melihat cahaya pada malam hari seperti lampu mobil," ujarnya.

Apabila katarak yang terjadi sudah tahap lanjut, maka penderita hanya dapat melihat lambaian tangan atau bayangan yang samar.

Pandangan kabur yang terjadi pada penderita katarak muncul secara perlahan dan berlangsung dalam hitungan bulan atau tahun. Namun, apabila pandangan kabur yang terjadi bersifat mendadak, maka dimungkinkan penyebabnya bukan karena katarak.

"Pada katarak yang terjadi masih ringan, maka penanganan dengan pemberian kacamata dapat menjadi pilihan. Bila katarak yang terjadi sudah berat maka satu-satunya cara untuk mengobati katarak tersebut adalah dengan operasi," terang pemilik gelar medis Sp.M(K) ini.

Sampai saat ini, belum ada tetes mata atau pengobatan lain selain operasi yang dapat mengatasi katarak, lanjut Firman.

Operasi yang dimaksud adalah mengganti lensa mata yang keruh dengan lensa tanam, prosedur tersebut perlu dilakukan di ruangan operasi khusus menggunakan alat yang bersih dan steril.

Kontributor : Uli Febriarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini