SuaraJogja.id - Masyarakat Jogja tentu sudah tidak asing dengan Jembatan Merah. Salah satu jembatan ikonik di wilayah Sleman itu sudah ditutup aksesnya sejak beberapa tahun ini, mengingat kondisi jembatan yang semakin tua dan rapuh.
Selain punya daya tarik strukturnya yang ikonik, jembatan Merah nyatanya punya kisah tak kalah menarik mulai dari sejarahnya hingga gosip-gosip berbau mistis.
![Ketua RT 04, Padukuhan Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman Kuwat. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/19/12909-ketua-rt-04-padukuhan-soropadan-condongcatur-depok-sleman-kuwat.jpg)
SuaraJogja.id yang cukup sering melewati jalanan sekitar di daerah Jembatan Merah kerap melihat sejumlah orang yang memancing dari atas jembatan saat malam hari. Sedangkan saat siang hari jembatan itu terlihat sepi dan tetap ditutup.
Ketua RT 04, Padukuhan Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman Kuwat menjelaskan bahwa jembatan merah sendiri punya sejarah panjang dalam pembangunannya.
"Kalau jembatan merah setahu saya itu 1972. Sebetulnya sudah lama cuma dulu sempat miring terus dibangun kembali 1972, setahu saya itu," kata Kuwat ditemui awak media, Kamis (19/5/2022).
Disampaikan Kuwat, jembatan merah tidak memiliki makna khusus yang mendalam. Nama itu diberikan melalui kesepakatan bersama warga pada zaman dulu.
"Kenapa disebut jembatan merah ya memang itu kesepakatan kita aja. Untuk mempermudah kita buat nama gang-gang karena untuk mempermudah semua alamat-alamat waktu itu. Enggak ada makna khusus," ujarnya.
Sebelumnya memang jembatan merah menjadi salah satu jalur alternatif menuju Seturan itu. Namun memang sudah beberapa tahun ini tidak digunakan akibat kondisinya rusak.
"Sudah lama. Ya mungkin dua-tiga tahunan lebih (tidak digunakan)," ucapnya.
Baca Juga:Cerita Mistis Subardo Pemeran Hantu KKN di Desa Penari, Bapak-Bapak Curhat Istri Kalap Belanja
Banyak Cerita Mistis