Riwayat Jembatan Merah Gejayan yang Tak Lagi Bisa Dilewati: Berusia Setengah Abad hingga Jadi Sarang Dedemit

di balik fisiknya yang ikonik, jembatan merah sarat sejarah dan cerita mistis

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 19 Mei 2022 | 15:14 WIB
Riwayat Jembatan Merah Gejayan yang Tak Lagi Bisa Dilewati: Berusia Setengah Abad hingga Jadi Sarang Dedemit
Kondisi Jembatan Merah Gejayan tepatnya di Prayan, Condongcatur, Depok, Sleman tidak bisa dilalui kendaraan bermotor, Kamis (19/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Masyarakat Jogja tentu sudah tidak asing dengan Jembatan Merah. Salah satu jembatan ikonik di wilayah Sleman itu sudah ditutup aksesnya sejak beberapa tahun ini, mengingat kondisi jembatan yang semakin tua dan rapuh.

Selain punya daya tarik strukturnya yang ikonik, jembatan Merah nyatanya punya kisah tak kalah menarik mulai dari sejarahnya hingga gosip-gosip berbau mistis.

Ketua RT 04, Padukuhan Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman Kuwat. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Ketua RT 04, Padukuhan Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman Kuwat. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id yang cukup sering melewati jalanan sekitar di daerah Jembatan Merah kerap melihat sejumlah orang yang memancing dari atas jembatan saat malam hari. Sedangkan saat siang hari jembatan itu terlihat sepi dan tetap ditutup.

Ketua RT 04, Padukuhan Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman Kuwat menjelaskan bahwa jembatan merah sendiri punya sejarah panjang dalam pembangunannya. 

Baca Juga:Simak Penjelasan Ilmiah di Balik Suhu Dingin Pohon Bambu yang Dianggap Mistis, Bukan Karena Jadi Rumah Dedemit!

"Kalau jembatan merah setahu saya itu 1972. Sebetulnya sudah lama cuma dulu sempat miring terus dibangun kembali 1972, setahu saya itu," kata Kuwat ditemui awak media, Kamis (19/5/2022).

Disampaikan Kuwat, jembatan merah tidak memiliki makna khusus yang mendalam. Nama itu diberikan melalui kesepakatan bersama warga pada zaman dulu.

"Kenapa disebut jembatan merah ya memang itu kesepakatan kita aja. Untuk mempermudah kita buat nama gang-gang karena untuk mempermudah semua alamat-alamat waktu itu. Enggak ada makna khusus," ujarnya.

Sebelumnya memang jembatan merah menjadi salah satu jalur alternatif menuju Seturan itu. Namun memang sudah beberapa tahun ini tidak digunakan akibat kondisinya rusak.

"Sudah lama. Ya mungkin dua-tiga tahunan lebih (tidak digunakan)," ucapnya.

Baca Juga:Cerita Mistis Subardo Pemeran Hantu KKN di Desa Penari, Bapak-Bapak Curhat Istri Kalap Belanja

Banyak Cerita Mistis

Disinggung soal berbagai kisah mistis dan mitos yang melekat di Jembatan Merah, Kuwat mengaku memang banyak mendengar terkait hal tersebut. Walaupun ia sendiri tidak pernah mengalami langsung hal tersebut.

"Kalau itu (kisah mistis) dari orang saja ya. Saya tidak mengalami. Saya baca juga sih itu kan mungkin bagi mereka yang mengalami terus cerita lalu biasanya dimasukkan medsos," ungkapnya.

Soal cerita-cerita yang ia dengar sendiri, disampaikan Kuwat memang seputar penampakan makhluk gaib. Bukan baru-baru ini saja berbagai kisah itu muncul tetapi sudah turun temurun.

"Kalau kisah itu dari dulu, dari simbah itu sudah ada. Macam-macam ada. Kalau di situ kan saya dengar, kayak ada kerajaan goibnya di situ, katanya begitu. Ya sekitar situ (jembatan merah)," tuturnya.

"Kalau dulu banyak orang yang ngomong di situ ada pocong, orang ngesot, banyak. Saya hal-hal seperti itu saya anggap biasa saja," sambungnya.

Disebutkan Kuwat, bahkan beberapa kali Jembatan Merah juga sempat digunakan sebagai tempat uji nyali. Namun ia menilai tempat-tempat yang dianggap anker seperti di Jembatan Merah itu memang wajar saja terjadi.

Kondisi Jembatan Merah Gejayan tepatnya di Prayan, Condongcatur, Depok, Sleman tidak bisa dilalui kendaraan bermotor, Kamis (19/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Kondisi Jembatan Merah Gejayan tepatnya di Prayan, Condongcatur, Depok, Sleman tidak bisa dilalui kendaraan bermotor, Kamis (19/5/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Sebenarnya sih ya biasa-biasa aja karena di situ sungai, di situ zaman dulu katanya banyak orang zaman saya dulu itu buang-buang pusaka di situ," ungkapnya. 

Kuwat dan warga sekitar juga tidak mau memikirkan terlalu dalam soal terkenalnya jembatan merah dengan mitos-mitos itu. Justru orang-orang yang dari luar atau pendatang yang biasanya tertarik dengan kisah-kisah itu.

"Itu silakan aja jembatan merah terkenal angker ya bagi mereka tapi biasanya orang-orang dari luar itu yang heboh. Kalau kita enggak pernah, biasa saja," jelasnya.

Saat ini berdasarkan informasi yang dia dapat pemerintah akan membangun jembatan baru tidak jauh dari jembatan merah tersebut. Sedangkan Jembatan Merah sendiri akan dibiarkan menjadi sebuah kenang-kenangan.

"Rencananya mau dibuat baru di sebelahnya dari gapura itu lurus. Kemarin permintaan kita untung kenang-kenangan jembatan merahnya itu jangan dibongkar. Itu kan permintaan kita tapi pemerintah engga tahu nanti," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak