![Suyanto yang saat ini menempati rumah bekas dapur umum Ibu Ruswo. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/17/38259-suyanto-yang-saat-ini-menempati-rumah-bekas-dapur-umum-ibu-ruswo.jpg)
Sedikit, kata Iswati yang ia ketahui dari sosok atau sejarah Bu Ruswo itu sendiri. Perempuan yang kerap panggil Wati itu mengatakan bahwa ayahnya dulu yang merupakan teman seperjuangan Bu Ruswo.
"Bapak itu teman seperjuangan Ibu Ruswo. Ibu Ruswo itu gemuk, kata bapak. Tapi tidak punya anak. Kerjaannya masak di sini," terangnya.
"Saya dulu sering diberikan bingkisan dari Jakarta tapi saya tidak bisa berbohong bahwa saya tidak mengenal Bu Ruswo tapi bapak saya yang mengenal beliau. Ibu Ruswo kan era pejuang dulu," imbuhnya.
Rumah Bu Ruswo Dirawat Anak Teman Seperjuangan
Baca Juga:10 Tahun Berjualan, Pedagang Lawar Babi di Bali Ini Merasa Belum Merdeka
Memang saat ini ada Iswati dan Suyanto yang menempati rumah bersejarah milik Bu Ruswo tersebut. Namun bagaimana sebenarnya perjalanan rumah itu kemudian bisa berpindah tangan dan masih eksis hingga sekarang?
Masih merupakan bagian dari keluarga, adik dari Iswati -- yang menempati rumah Bu Ruswo -- Iswandi (72) menceritakan sejarah dari rumah tersebut. Adalah bapak dan ibunya, ujar pria yang akrab disapa Bandi itu yang dulu akhirnya membeli rumah Bu Ruswo.
"Jadi begini, tahun 1942 itu bapak saya menikah dan karena tidak punya pekerjaan, hanya bisa menjahit dan jualan. Ibu dulu usia 17, bapak 21 tahun. Bapak ibu menyewa tanah di sebelah barat rumah Ibu Ruswo sekitar 5 atau 6 meter persegi," kata Bandi ditemui di rumahnya Jl. Bumijo No.6, Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Kamis (11/8/2022) sore.
Dikisahkan Bandi, ketika itu ibunya berjualan berbagai makanan tradisional. Mulai ampyang, peyek, alen-alen hingga arang. Sedangkan sang ayah berfokus pada keahliannya menjahit baju.
![rumah bersejarah Bu Ruswo yang jadi dapur umum masa perjuangan. [Galih Fajar / Multimedia SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/17/56700-rumah-bersejarah-bu-ruswo-yang-jadi-dapur-umum-masa-perjuangan.jpg)
Hingga kemudian lahir anak pertama bernama Iskanto di tempat tersebut. Lalu, tiba-tiba ayahnya kedatangan seorang teman yang disebut Bandi sebagai Pakde Harjo Kemin.
"Waktu itu ia (Harjo Kemin) memberi tahu bapak ibu saya apa mau menjadi penyelundup baju untuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) gerilya waktu itu," tuturnya.