Kisah Anak Loper Koran Gunungkidul Raih Cum Laude di UGM, Sempat Ragu Kuliah hingga Salah Jurusan

Ketika SMA, sebenarnya ia ragu akan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau tidak.

Eleonora PEW
Rabu, 31 Agustus 2022 | 09:29 WIB
Kisah Anak Loper Koran Gunungkidul Raih Cum Laude di UGM, Sempat Ragu Kuliah hingga Salah Jurusan
Indah Choirunnisa, anak loper koran Gunungkidul yang berhasil raih cum laude di UGM - (Kontributor SuaraJogja.id/Julianto)

Kini sekelas lulus kuliah, Indah ingin cepat-cepat bekerja. Ia memiliki mimpi untuk bekerja di perusahaan penerbit besar di Ibukota. Ia pilih ibukota karena memang di sana banyak terdapat penerbit besar.

Bapak dari Indah, Muryadi mengaku bahagia dan bangga karena anaknya mampu meraih nilai membanggakan. Hal tersebut menjadi obat tersendiri bagi perjuangannya selama ini. Dalam kondisi apapun, ia tetap berangkat mengantar (loper) koran ke pelanggan.

"Saya terharu dan bersyukur kepada Alloh karena dilancarkan semuanya. Alhamdulillah saya yang hanya loper koran tetapi anak saya bisa kuliah di UGM dan lulus dengan predikat cum laude," tutur dia.

Memang awalnya ada rasa khawatir apakah dirinya mampu membiayai anaknya hingga lulus kuliah nanti. Karena ada tren penurunan minat masyarakat untuk membaca koran sehingga langganannya pun berkurang.

Baca Juga:Viral Momen Wisudawan Terbaik UGM Dapat IPK 4, Warganet Ikut Cemas: Tetangga Auto Minder

Terlebih karena pandemi ini sempat membuat usaha loper korannya terdampak dan mengalami penurunan. Pelanggannya turun menjadi sekitar 300 orang. Padahal awalnya jumlah pelanggannya bisa mencapai 500 orang setiap harinya.

"Meski ada bayangan itu, tetapi saya yakin Alloh tidak akan diam. Asal usaha dan doa, pasti dikabulkan, "terangnya.

Karenanya, sejak pandemi kemarin Muryadi mencoba untuk menambah jenis dagangannya. Dia kini juga mencoba menjual kayu bakar, arang dan juga madu. Dia bersyukur meski pas-pasan namun ia masih bisa membiayai pendidikan anaknya bahkan sempat menabung untuk umroh.

"Biaya sekolah sekarang kan tidak murah. Terutama di awal-awal, Indah kuliah di UGM dan anak saya yang kedua di SMK N 2 Wonosari," ujar dia.

Muryadi mengaku sangat terbantu ketika Indah kuliah di UGM melalui program Bidik Misi. Sehingga ia terbantu dengan beasiswa gratis selama kuliah di samping juga biaya hidup setiap sebulan sekali.

Baca Juga:Pantas Mahfud MD Bisa Ungkap Kasus Kematian Brigadir J, Ternyata Hobi Makan di Warteg dan Kho Ping Hoo

Kendati demikian, ia tetap harus memikirkan biaya makan dan kost untuk anaknya. Karena tidak mungkin jika anaknya tidak kos. Jarak antara Gunungkidul dan Kampus UGM cukup jauh.

"Kost di seputaran UGM sudah tidak murah lagi, perbulan saya harus membayar Rp 450 ribu. Itu baru kost saja. Belum biaya lain-lain," katanya.

Ia mengaku untuk biaya pendidikan anaknya dan makan sehari-hari semuanya dari loper koran tersebut. Dan sejak tahun 1996 hingga saat ini, ia tidak pernah libur. Ia hanya libur dua hari ketika dirinya menikah saja

"Alhamdulillah saya tidak pernah sakit. Mungkin karena olah raga sepeda tiap hari ya," ujar dia.

Sejak tahun 1996, Muryadi mulai merintis sebagai loper koran. Masih ingat di benaknya kala itu, dengan modal yang sangat minim ia mencoba membuang malu berjualan koran. Saat itu, uangnya hanya cukup untuk membeli koran sebanyak 12 eksemplar.

Dia mencoba menjajakan koran dari rumah ke rumah dan kantor ke kantor. Selepas sholat subuh, ia mengayuh sepedanya mengelilingi kota Wonosari untuk mengantarkan dan mencari pelanggan koran yang dia miliki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak