Volume Sampah yang Masuk ke TPST Piyungan Meningkat Tajam, Kolam Pengelolaan Lindi Sering Membludak

saat libur natal tahun baru kemarin volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 900,06 ton.

Galih Priatmojo
Minggu, 15 Januari 2023 | 09:54 WIB
Volume Sampah yang Masuk ke TPST Piyungan Meningkat Tajam, Kolam Pengelolaan Lindi Sering Membludak
Aktivitas sejumlah truk memindahkan sampah ke TPS Piyungan. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyebut terjadi lonjakan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sejak pandemi covid-19 terjadi. Bahkan lonjakan yang terjadi nyaris mencapai 50 persen.


Kepala Dinas LHK DIY, Kuncoro Cahyo mengatakan sebelum pandemi covid-19 berlangsung, volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500 ton perhari. Namun selama 2,5 tahun pandemi covid-19 terjadi lonjakan sampah menjadi rata-rata perhari mencapai 760 ton perhari.


"Sekarang itu sehari bisa 700 sampai 80 ton atau rata-rata sekitar 760 ton perhari,"terang dia, Sabtu (15/1/2023).


Memang kesadaran warga memilah sampah dari sumbernya sehingga volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan cukup besar. Bahkan pada saat libur natal tahun baru kemarin volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 900,06 ton.

Baca Juga:Limbah Cair masih Dibuang ke Sungai, Warga Nekat Cor Pipa Pembuangan Instalasi Pengolahan Air Lindi TPST Piyungan


Sementara kondisi TPST Piyungan saat ini sudah penuh. Ketinggiannya sudah mencapai 140 meter atau batas maksimal. Dua zona yaitu A dan B sudah tidak lagi digunakan untuk menampung sampah dari masyarakat.


"Dan tahun kemarin pembangunan penampungan transisi sudah selesai,"ujar dia.


Sejak November 2022 yang lalu seluruh sampah yang masuk ke TPST Piyungan sudah diarahkan ke lokasi transisi. Dan selama 6 bulan ke depan semua sampah yang masuk ke TPST Piyungan akan diarahkan ke zona transisi.


Kebetulan saat ini lokasi transisi masih dalam masa pemeliharaan. Tetapi tidak tertutup kemungkinan ketika zona transisi mulai penuh maka pembuangan sampah kembali akan diarahkan ke zona A dan B.


"Pembuangan sengaja kami arahkan ke zona transisi karena juga untuk uji coba atau pengetesan. Kalau nanti ada yang kurang sempurna kan bisa langsung diperbaiki oleh pelaksana proyek,"tambahnya.

Baca Juga:Update Proyek TPST Piyungan: Air Lindi Masih Mengalir di Sekitar Rumah Warga


Namun Kuncoro menyebut sepertinya di zona A dan B juga sudah terjadi dekomposisi atau pemadatan. Di mana terjadi penurunan ketinggian sekitar 1 meter jadi 139 meter sehingga kemungkinan untuk kembali dapat digunakan untuk membuang sampah.


Karena volume sampah sudah overload maka permasalahan yang mereka hadapi adalah kapasitas penampungan dan pengolahan cairan Lindi (cairan yang dihasilkan) juga overload. Sehingga seringkali tidak mampu menampung Lindi yang dihasilkan.


"Di samping itu alat pengaduk Lindi kita juga sering rusak. Mungkin karena sering korosi dan kepekatan Lindi cukup tinggi,"terang dia.


Di samping itu, dia mengakui jika hujan deras yang sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir memicu kandungan air Lindi semakin melimpah. Kolam tampungan yang ada semakin tak mampu menerima Lindi yang dihasilkan.


Kuncoro menyebut kebijakan pengelolaan sampah memang harus komprehensif. Saat ini pihaknya memang belum merasakan dampak signifikan dari kebijakan pemerintah Kota Yogyakarta yang melarang pembuangan sampah organik ke Depo Sampah.


Padahal sejatinya jika sudah dipilah dari sumbernya yaitu sejak di rumah tangga maka residu yang masuk ke TPST Piyungan akan turun signifikan. Pihaknya sudah pernah melakukan pengkajian sampah yang masuk ke TPST Piyungan tinggal 15-20 persen dari seluruh sampah yang dihasilkan rumah tangga.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak