SuaraJogja.id - Sejak meluncurnya material awan panas guguran Gunung Merapi, sejauh 7 Km, Sabtu (11/3/2023) siang, dan masih terus aktif hingga kini, ativitas masyarakat di kawasan lereng Merapi berjalan seperti biasa.
Lurah Hargobinangun, Amin Sarjito, mengatakan, meski demikian pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Koordinasi melibatkan personal pamong dan staff, unitlak, satlinmas.
Salah satu bahasan, terkait menyiapkan tempat pengungsian, sekira kondisi Merapi mengalami peningkatan aktivitas.
"Untuk warga Padukuhan Kaliurang Barat di Barak Pengungsian Pandanpuro. Untuk warga Padukuhan Kaliurang Timur di Grhasia Pakembinangun," kata dia, Senin (13/3/2023).
Baca Juga:Mengenal Fenomena Pareidolia, Saat Awan Panas Gunung Merapi Disebut Mirip Tokoh Petruk
Sementara itu, untuk warga Padukuhan Ngipiksari di Balai Kalurahan Harjobinangun dan Candibinangun. Sedangkan warga Padukuhan Boyong di Disaster Oasis dan Tanen.
Hasil lain dari koordinasi itu, masing-masing dukuh KRB III dimohon menyiapkan titik-titik kumpul untuk kelompok rentan, di tempat yang dipandang aman.
Amin menambahkan, pihaknya juga mengimbau seluruh masyarakat dimohon tetap tenang, jangan panik dan dibiasakan untuk mengikuti informasi terkini dari sumber-sumber resmi yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Apabila terjadi peningkatan status Merapi, perintah pengungsian melalui jalur Bupati, Panewu, Lurah, Dukuh," lanjut dia.
Kepada seluruh masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan kegiatan di tempat yang berbahaya.
Baca Juga:Cara Menyelamatkan Diri dari Erupsi Gunung, Waspada Merapi Meletus
"Warga KRB III dimohon mengaktifkan pos-pos ronda, untuk memantau perkembangan keadaan. Selain itu, selalu siaga menyiapkan kendaraan untuk evakuasi dan menyiapkan tas siaga bencana di tempat yang mudah dijangkau," ungkapnya.
"Dukuh dimohon untuk update data calon pengungsi dan kelompok rentan," imbuhnya.
Di tingkat Pemerintahan Kabupaten Sleman, pemerintah juga memantau kesiapan penanganan bencana di beberapa titik.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, meminta masyarakat agak tidak perlu terlalu panik, namun tetap waspada dan tetap berada di jarak aman.
"Untuk jalur evakuasi dan barak pengungsian, saat ini dalam kondisi siap digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan," tambahnya.
Terkait aktivitas pariwisata dan perekonomian di sekitar gunung Merapi, Danang mengatakan bahwa masyarakat masih bisa melakukan kegiatan tersebut dengan tetap memperhatikan jarak aman.
Sembari diminta untuk bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas gunung Merapi kepada pihak yang berwenang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman, Makwan, menjelaskan pihaknya telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Merapi.
Dengan begitu, maka ada tujuh Kalurahan yang masuk dalam radius tersebut, di antaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Purwobinangun, Hargobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.
"Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi," ujarnya.
BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kalurahan teratas, telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.
Kepala BPTTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, berharap para stakeholder dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional, agar tidak terjadi panik yang berlebihan di masyarakat.
Menurutnya masyarakat juga masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Merapi.
"Sebab Merapi ini juga mempunyai sisi manfaat bagi masyarakat. Baik itu pariwisata, perekonomian, pertanian, dan lainnya," tambahnya.
Kontributor : Uli Febriarni