"Di sana banyak kendaraan yang terlambat bermanuver, ketika di depannya sedang ada kendaraan ingin putar balik. Kemudian kecelakaan beruntun, jadi memang mayoritas laka di U-turun terjadi karena jalannya lurus lalu berbenturan," jelasnya.
Untuk itu, balai pengelola jalan telah mengantisipasi kecelakaan di U-turun dengan memasang lampu yang memberi tanda keberadaan U-turn.
Sebelumnya, Dishub Sleman telah mempublikasikan ada lima titik rawan kecelakaan di Kabupaten Sleman, yang kelimanya itu berada di jalur mudik dan jalur wisata.
Arip Pramana mengungkap, lima titik tersebut antara lain Jln Wates Km 5, Km 7, dan Km 9; Jln Godean Km 7, Km 9, Km 14; Jln Solo Km 1, Km 13, Km 10; Jln Magelang Km 1, Km 14 dan jalan menuju objek wisata Tebing Breksi, di Kapanewon Prambanan.
"Untuk mencegah dan menekan angka kecelakaan lalu-lintas di titik-titik itu, kami melakukan monitoring melalui patroli lalu-lintas," ujarnya.
Monitoring juga memiliki posko pantau di sedikitnya lima titik, dua titik posko utama di Tempel dan Prambanan, serta tiga posko tambahan di depan Ambarukmo Plasa, di Jln Kaliurang dan di Terminal C.
"Posko Jln Kaliurang beroperasi situasional. Sedangkan posko di terminal C, ada di terminal Condong Catur, Prambanan, Pakem, Gamping," sebutnya.
Arip menyebutkan, mengutip survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik, pada 2023 diperkirakan ada 4,78% atau 5,8 juta orang pemudik akan memasuki Daerah Istimewa Yogyakarta di musim mudik lebaran Idulfitri 2023.
Seluruh giat untuk mewujudkan kelancaran lalu-lintas arus mudik dan wisata di masa libur lebaran ini, Dishub terus berkoordinasi dengan Pengelola Jalan Raya (PJR) Nasional BPTD Wilayah X Provinsi Jateng - DIY, Dishub DIY, Organda, Satlantas Polresta Sleman untuk melakukan peninjauan terhadap jalur-jalur alternatif yang bisa dilalui pemudik.
Baca Juga:Prostitusi Anak Terungkap di Sleman, Korban Ditawarkan Lewat MiChat Seharga Rp250 Ribu
Kontributor : Uli Febriarni