Harga Cabai Meroket, Petani di Pesisir Selatan Kulon Progo justru Merugi, Ini Sebabnya

"Modal belum balik sepenuhnya, dan saya bingung untuk memulai musim tanam berikutnya".

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 08 Desember 2024 | 14:12 WIB
Harga Cabai Meroket, Petani di Pesisir Selatan Kulon Progo justru Merugi, Ini Sebabnya
Ilustrasi cabai rawit yang harganya mahal menjelang akhir tahun 2024. (Freepik)

SuaraJogja.id - Harga cabai di wilayah pesisir selatan Bumi Binangun mengalami kenaikan pada Jumat (6/12/2024). Cabai rawit kini dijual seharga Rp25 ribu per kilogram, sementara cabai keriting merah mencapai Rp12 ribu dan cabai keriting hijau Rp16 ribu per kilogram.

Namun, meskipun harga meningkat, sebagian besar petani cabai mengaku masih belum bisa menutupi modal tanam. Pasalnya, stok cabai untuk dijual sangat terbatas, mengingat Desember merupakan masa akhir panen.

Sukirno, salah satu petani cabai dari Kalurahan Karangsewu, Kapanewon Galur, mengungkapkan bahwa hasil penjualan cabai masih belum memadai.

"Sebagian besar hasil panen sudah habis terjual saat harga masih murah. Sekarang harga naik, tapi stok yang tersisa hanya sedikit dan kualitasnya pun menurun," jelasnya dikutip dari Harianjogja.com, Minggu (8/12/2024).

Baca Juga:Partisipasi Masyarakat Kulon Progo di Pilkada 2024 Rendah, Ini Faktor Penyebabnya

Menurutnya, sisa panen hanya menghasilkan sekitar tujuh kilogram cabai, yang kualitasnya lebih rendah dibanding panen sebelumnya.

"Modal belum balik sepenuhnya, dan saya bingung untuk memulai musim tanam berikutnya," tambahnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sukarman, petani cabai dari Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan. Ia menyebut kenaikan harga seharusnya terjadi pada November, saat stok panen masih tersedia.

"Kalau November, stok cabai masih ada, sehingga kenaikan harga bisa membantu petani. Sekarang, stok cabai sudah habis dan tidak terlalu berdampak," ujarnya.

Sebagian besar tanaman cabai Sukarman rusak akibat hujan deras, sehingga ia memutuskan untuk mulai menanam semangka.

Baca Juga:Jual Beli Anak di Kulon Progo Terbongkar, Orang Tua Bayi Tak Ditahan, Ini Penjelasannya

Sukarman menekankan perlunya solusi jangka panjang untuk mengatasi fluktuasi harga cabai yang sering merugikan petani.

"Kami berharap adanya pabrik pengolahan cabai skala besar, seperti untuk produksi pasta, sambal, atau saus. Hal ini dapat membantu menyerap hasil panen dengan harga yang lebih stabil," ujar dia.

Saat ini, beberapa petani sudah mencoba mengolah cabai menjadi produk seperti pasta, tetapi skalanya masih kecil dan hanya dipasarkan secara lokal.

"Ada yang sudah mulai, tapi belum cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini