Sekolah Rapuh di Tengah Iklim Kian Ekstrem: Hak Anak untuk Selamat Dipertaruhkan

Atap ruang kelas itu ambruk, seluruhnya. Sementara ini ruang kelas tersebut hanya berpayung langit biru.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 06 Mei 2025 | 18:17 WIB
Sekolah Rapuh di Tengah Iklim Kian Ekstrem: Hak Anak untuk Selamat Dipertaruhkan
Kondisi salah satu ruangan SDN Kledokan, Sleman yang ambrol, Senin (5/5/2025). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]

"Besok kalau sudah berjalan kan tidak sekaligus dari awal sampai sana di bongkar semua. Bertahap ya, separuh dulu, kemudian nanti anak-anak mungkin bisa belajar di ruang yang tidak direnovasi dulu yang ada," kata Kepala SDN Kledokan, Sulismiyatun.

Sementara ini, usai insiden atap ambrol tersebut praktis hanya tiga ruang kelas saja yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

"Karena 6 kelas ruangan yang tersedia hanya tiga kelas nanti bisa sif-sifan, sif pagi dan sif siang, nanti bisa kelas bawah sif pagi, kelas atas sif siang," ungkapnya.

40 Persen SD Negeri di Sleman Butuh Perhatian Khusus

Baca Juga:Terungkap, Banyak SD di Sleman Butuh Perbaikan Mendesak Pasca Insiden Atap Ambrol

Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman mencatat ada 30-40 persen sekolah dasar negeri (SDN) di wilayahnya yang memerlukan perhatian serius terkait kondisi bangunan.

Kondisi di SDN Kledokan, Sleman usai insiden atap ambrol, Senin (5/5/2025). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]
Kondisi di SDN Kledokan, Sleman usai insiden atap ambrol, Senin (5/5/2025). [Hiskia Andika Weadcaksana/Suarajogja.id]

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Adi Marsanto, menuturkan bahwa prosentase itu diambil dari total 374 SD Negeri yang ada di Bumi Sembada.

Adi bilang informasi terkait kelaikan bangunan sekolah itu dihimpun dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dilaporkan oleh masing-masing satuan pendidikan.

"SD Negeri total 374, kalau berdasarkan dapodik itu, sebenarnya berharap diisi dengan jujur dan up to date," kata Sri Adi ditemui di SDN Kledokan, Senin (5/5/2025).

Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya keakuratan data dalam sistem Dapodik untuk memotret kondisi riil sekolah-sekolah.

Baca Juga:SDN Kledokan: Atap Kelas Ambrol, Siswa Kelas 1-3 Belajar di Rumah, MBG Jalan Terus

Dijelaskan Adi, bahwa prasarana yang dimaksud mencakup dua aspek utama, yaitu kondisi fisik bangunan serta peralatan atau perabotan di ruang kelas.

"Itu yang ngisi kan nanti dari satuan pendidikan, cuma kalau saya prosentase mungkin ada sekitar 30-40 persen yang memang perlu perhatian khusus secara kondisi bangunan," ungkapnya.

Pihak Disdik Sleman mengaku telah rutin melakukan pemutakhiran data melalui Dapodik. Namun, Adi tak menampik ada keterbatasan dalam mendeteksi kerusakan tersembunyi, seperti di bagian atas plafon atau di bawah atap, yang sulit terjangkau oleh pemeriksaan visual biasa.

"Seperti ini memang secara berkala kita sudah update Dapodik, tapi ada mungkin bagian-bagian tertentu yang mungkin secara detail kita tidak bisa mengkover karena di atas plafon, di bawah genteng," terangnya.

Sebagai langkah tindak lanjut atas insiden ambrolnya atap salah satu kelas di SDN Kledokan itu, Disdik Sleman telah menginstruksikan kepada bidang teknis untuk segera meminta seluruh sekolah memperbarui data kondisi sarana dan prasarana masing-masing.

Adi bilang targetnya, pemutakhiran data itu sudah harus rampung dalam dua minggu ke depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak