Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 03 Juni 2024 | 15:55 WIB
Ilustrasi UKT mahal. [Suarajogja/Ema Rohimah]

"Jadi kita perlu meng-keep terlebih dahulu posisi kita. Maka dari itu, kita benar-benar berusaha untuk memenuhinya (UKT). Dan mungkin dengan berat hati, dana kebutuhan keluarga yang mungkin lebih penting terpaksa kita gunakan untuk keperluan pendidikan terlebih dahulu," tambahnya.

Walaupun memang dari sisi nominal awal cicilan tersebut tetap tidak sesuai kemampuan. Namun hal itu harus dilakukan untuk tetap membuka peluang berkuliah di kampusnya.

"Meski nilainya tidak memenuhi nominal awal bahkan mungkin nominal cicilannya, tetapi kita memaksakan demi mendapatkan posisi di kampus tersebut," ucapnya. 

Posisinya yang sebagai pendatang dari luar Jogja pun makin membuat kondisinya tidak ideal. Maba asal Ciamis, Jawa Barat itu pun bahkan sudah mulai berencana untuk mengambil kerja sampingan setibanya di Jogja nanti.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa UGM Terancam Tak Lanjutkan Kuliah Akibat UKT, Kampus Genjot Cari Beasiswa

"Tentu (berpikir kerja sampingan), rencananya saya akan mengambil kerja sampingan, entah itu secara langsung maupun freelance," imbuhnya.

Selain pula berencana untuk mengikuti program beasiswa, ia pun masih menunggu keputusan pengumuman untuk penerimaan beasiswa KIPK.

Kedatangannya ke Jogja sendiri direncanakan baru dilakukan pada sekitar awal Juli nanti. Dengan biaya kehidupan mulai dari kos serta kebutuhan lain sehari-hari, dia merasa UKT yang ditetapkan tadi memberatkan.

"Kalau diperkirakan, pasti sangat tidak cukup, apalagi kebutuhan penunjang studi sangat banyak dan nominalnya lumayan juga, belum lagi biaya tak terduga lainnya yang mungkin lumayan besar juga," tandasnya. 

Dengan kata lain memang biaya kuliah yang diterimanya masih tinggi dan tidak sesuai kondisi keluarga. Bertahan dengan banting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup selama berkuliah di Jogja menjadi upaya utama yang akan dilakukan.

Baca Juga: UGM Bakal Tinjau Ulang Kerjasama Jasa Pinjol untuk Bayar UKT Mahasiswa

Syarat Ajukan Banding UKT Berbelit

Durka (bukan nama sebenarnya) mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta lainnya mengaku terkejut dengan penetapan UKT yang diterimanya. Ia merupakan mahasiswa baru (maba) angkatan 2024 yang lolos dari melalui jalur SNBP. 

Mahasiswa asal Jabodetabek itu mendapatkan UKT golong X dengan nominal Rp9,2 juta. Walaupun merasa masih tidak terlalu jomplang dengan kondisi latar belakang keluarga namun perbedaan UKT tahun ini cukup mengejukan.

"Sebetulnya kalau melihat dari latar belakang kondisi keluarga saya itu sesuai-sesuai saja, namun dilihat dari UKT 2023 itu sangat berbeda. Makanya saya terkejut setelah mengetahui saya dapat UKT golongan 10," kata dia, dihubungi, Selasa (28/5/2024).

Ayahnya merupakan PNS sedangkan sang ibu merupakan ibu rumah tangga. Nilai UKT yang cukup tinggi itu dirasa tidak sesuai dengan kondisinya. Apalagi dia yang merupakan pendatang masih memerlukan biaya hidup di Jogja selama kuliah. Termasuk untuk membiayai adiknya yang juga tengah menempuh pendidikan.

Ia kini belum melakukan upaya penurunan atau banding untuk penyesuaian UKT yang didapatnya. Pasalnya, ia menilai masih banyak persyaratan yang sulit untuk dipenuhi dalam prosesnya.

Load More