"Ya ada mas, lah itu baru semalam dipasang papan peringatannya sudah tiga yang dirusak," katanya.
Walau begitu, lanjut Suryanto, upayanya bersama warga Carikan melestarikan sungai tetap berlanjut.
Hasilnya pun cukup menggembirakan. Lewat edukasi dan papan peringatan yang dipasang, membuat aktivitas mengambil ikan menggunakan alat setrum berkurang, bahkan saat ini sudah lenyap.
Membentuk Padas
Baca Juga: Kulon Progo Membentuk Tim Revitalisasi Pendidikan untuk serap Tenaga Kerja
Di tahun 2018, Suryanto dipertemukan dengan komunitas pelestari lingkungan air yakni Wild Water Indonesia di jejaring Facebook.
Melalui komunitas tersebut, Suryanto banyak mendapatkan pandangan-pandangan mengenai upaya melestarikan lingkungan, terutama wilayah sungai.
Sebagai langkah tindak lanjut, di tahun yang sama, Suryanto membentuk sebuah kelompok yang lebih fokus dalam gerakan pelestarian bernama Komunitas Padas yakni akronim dari Pelestari Alam dan Satwa. Anggota Padas ada sebanyak 28 orang yang terdiri dari pemuda dan warga di kampungnya.
Melalui Padas, Suryanto makin gencar mengedukasi warga mengenai pentingnya menjaga kelestarian sungai.
"Komunitasnya waktu itu diketuai Pak Sanusi. Kami rutin menggelar patroli di sepanjang sungai mulai dari pukul 00.00 WIB. Waktu masih banyak aktivitas nyetrum itu setiap malam kami keliling. Tapi setelah berkurang, kami seminggu bisa tiga kali lakukan patroli," ungkapnya.
Baca Juga: BPBD Kulon Progo Ajukan Perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan
Mendapat Apresiasi
Upaya Suryanto melalui Padas untuk melestarikan lingkungan di sekitarnya belakangan mendapat perhatian dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DIY.
Kelompok Padas yang dirintisnya diresmikan oleh DKP DIY sebagai Pokmaswas atau Kelompok Masyarakat Pengawas.
Kelompok ini, terang Suryanto juga telah didirikan di kapanewon lainnya di wilayah Kulon Progo. Tugasnya menjaga kelestarian lingkungan terutama sungai di masing-masing wilayahnya.
"Kami diresmikan sebagai Pokmaswas pada 2019," ujarnya.
Melalui Pokmaswas pula, Suryanto terlibat dalam sejumlah pameran terkait sosialisasi ikan lokal hingga kemudian menerbitkan buku yang merupakan hasil kerja sama antara Dinas Kelautan dan Perikanan bersama Dinas Pendidikan bertajuk "Jaga Kaliku".
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Termurah: Tahun Muda Banget, Harga Kisaran Rp90 Jutaan
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Sekaliber Avanza tapi Jauh Lebih Nyaman, Kabin Lega, lho!
- 5 Rekomendasi Skincare Hanasui Untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Cerah, Cuma Modal Rp20 Ribuan
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 5 Pilihan HP Xiaomi Termurah Rp1 Jutaan: Duet RAM GB dan Memori 256 GB, Performa Oke
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Makin Anjlok Setelah Kondisi Perang Iran-Israel Kondusif
-
Info A1: Calvin Verdonk Batal Pindah ke FC Utrecht!
-
3 Rekomendasi Sepatu Lari Wanita Rp200 Ribuan, Performa Optimal Gaya Maksimal
-
AION UT Sudah Mulai Unjuk Gigi di Indonesia
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Rp500 Ribuan, Handal untuk Jarak Jauh
Terkini
-
57.000 Warga DIY Kehilangan Bansos BPJS, Imbas Data Baru Kemensos, Apa yang Terjadi?
-
Renovasi SDN Kledokan Usai Ambrol Dikebut, Targetkan Rampung Sebelum Liburan Sekolah Selesai
-
Kulon Progo Darurat HIV/AIDS, 71 Persen Kasus Menyerang Pria, Ini Langkah Pemerintah
-
20 Persen Minyak RI Terancam, Selat Hormuz Ditutup, Indonesia di Ambang Krisis Energi?
-
Juli 2025, 200 Sekolah Rakyat Dibuka, Prioritaskan Guru Lokal dan Koneksi Internet