SuaraJogja.id - Band asal Yogyakarta Tashoora ikut turun ke jalan bersama Aliansi Rakyat Bergerak (ARB), menyuarakan aspirasi lewat musik, dalam aksi #GejayanMemanggilLagi #GagalkanOmnibusLaw.
Kala ditanyai perihal efisiensi musik dalam media perlawanan, personel Tashoora Danang Joedarmo mengatakan bahwa berbicara efisien harus ada parameternya, tapi sejauh ini mereka belum pernah secara valid mengukur.
"Namun melihat perlawanan-perlawanan sebelumnya yang kami lakukan dalam RUU KUHP dan RUU KPK dan sebelumnya, kembali menguatkan fakta bahwa melawan RUU yang awur-awuran itu, tidak bisa dilawan dengan masing-masing [sendirian]," kata dia, kepada awak media di lokasi aksi, sekitar pertigaan Jalan Gejayan-Colombo, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin (9/3/2020).
Menurut dia, aksi harus jalan berbarengan, rakyat harus merapatkan barisan dan saling menguatkan.
Baca Juga:Menkes Terawan Sebut Kasus Deman Berdarah di NTT Sudah Serius
"Karena jelas bahwa pemerintah tidak punya agenda keberpihakan terhadap kemanusiaan," ungkapnya.
Sementara itu, Gusti Arirang menyatakan, keberadaan Tashoora di tengah maka aksi adalah untuk membersamai rekan massa aksi dalam menolak dan berusaha menggagalkan Omnibus Law serta menggagalkan RUU Ketahanan Keluarga.
"Secara khusus kami bersama-sama menggagalkan segala bentuk usaha pemerintah yang mendiskreditkan peran-peran perempuan. Karena hal-hal itu juga ada di omnibus law dan RUU Ketahanan Keluarga, jadi kita harus bareng-bareng melawan itu," ungkap putri sulung almarhum Djaduk Ferianto tersebut.
Kala berita ini ditulis, tim Tashoora masih mempersiapkan sejumlah peralatan bermusik mereka, menuju ke arah tengah simpang tiga Jalan Colombo. Di sana sudah berkumpul para peserta aksi, menyuarakan tuntutan mereka. Terdapat sejumlah orang di sana yang menyanyikan lagu-lagu bertema isu sosial.
Kontributor : Uli Febriarni
Baca Juga:Imbangi Tuan Rumah PSS, Pelatih Tira-Persikabo Apresiasi Kerja Keras Pemain