Hari Kedua Rapid Test Massal di Kulonprogo, 4 Orang Dinyatakan Reaktif

Total selama dua hari melakukan rapid test massal ada sebanyak 7 orang yang reaktif.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 20 Mei 2020 | 19:15 WIB
Hari Kedua Rapid Test Massal di Kulonprogo, 4 Orang Dinyatakan Reaktif
Update Corona Covid-19. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kulon Progo mengumumkan hasil terbaru dari rapid test massal selektif Covid-19 kepada pedagang pasar tradisional, karyawan di beberapa swalayan dan beberapa pengunjung. Hasilnya pada Rabu, (20/5/2020) dari 217 orang yang diperiksa terdapat 4 orang dengan hasil reaktif.

Juru bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, mengatakan dari empat orang yang dinyatakan reaktif tersebut dua dari pedagang pasar dan dua dari pengunjung pasar.

"Orang dengan hasil reaktif dalam dua hari ini, sekarang menjalani isolasi mandiri selama 14 hari dan sembari akan dilakukan tes dilakukan SWAB," ujar Baning kepada awak media, Rabu sore.

Rapid test massal di Kulon Progo sendiri sudah digelar sejak Selasa (19/5/2020) kemarin. Pedagang pasar, karyawan swalayan dan beberapa pengunjung menjadi sasaran utama dalam rapid test tersebut.

Baca Juga:BUMN Beri Bantuan APD ke Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Kulon Progo

Selama dua hari penyelenggaraan ini, dari target Dinkes yang semula dapat menguji setidaknya 500 spesimen sementara baru mendapatkan 395 sampel spesimen. Dari total tes tersebut total 7 orang reaktif.

Sementara itu Plt Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami menambahkan bahwa pihaknya akan langsung mengupayakan tracing kepada 7 orang yang sudah dinyatakan reaktif tersebut. Dari tracing tersebut nantinya akan diketahui riwayat perjalanan dan kontak orang yang bersangkutan.

Sri Budi menjelaskan pentingnya masyarakat agar tetap menaati protokol kesehatan yang akhir-akhir ini sedikit tampak lebih longgar dari sebelumnya. Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk mengurangi stigma yang melekat kepada beberapa orang yang sudah dinyatakan reaktif tersebut.

"Sebetulnya yang menakutkan itu adalah stigma dari masyarakat umum. Sudah seharusnya kita tidak perlu mengucilkan penderita tapi malah mendukung dan menguatkan," ungkap Sri Budi.

Dijelaskan Sri Budi, rapid test massal selektif Covid-19 ini dilakukan sebagai upaya antisipasi Kulon Progo dalam menekan angka penularan Covid-19.

Baca Juga:Cerita di Balik Video Viral Penyambutan Pasien Sembuh Corona di Kulon Progo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini