Ini Kata Epidemiolog UGM Terkait Rencana Vaksin Dosis Ketiga bagi Nakes

Epidemiolog UGM tanggapi soal vaksin dosis ketiga bagi nakes

Galih Priatmojo
Sabtu, 10 Juli 2021 | 12:53 WIB
Ini Kata Epidemiolog UGM Terkait Rencana Vaksin Dosis Ketiga bagi Nakes
Pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat umum di RSUP M Djamil Padang. [Suara/ B. Rahmat]

SuaraJogja.id - Pemerintah berencana memberikan vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan. Langkah itu dilakukan menyusul melonjaknya kasus Covid-19 varian Delta dan banyaknya nakes yang meninggal terpapar covid meskipun sudah divaksinasi.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, imunisasi covid dosis ketiga bagi nakes sebenarnya belum mendesak.

"Belum ada jaminan pemberian vaksin dosis ketiga bagi nakes bisa bebas dari paparan Covid-19 varian Delta," kata dia, dalam keterangan tertulis diterima Suarajogja, Sabtu (10/7/2021).

Menurut Bayu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang menjadi penyebab kematian bagi nakes tersebut.

Baca Juga:Peti Jenazah Pasien Covid-19 Minim, Relawan Alumni Gelanggang Mahasiswa UGM Bantu Buat

Bayu menyatakan, bukti yang ada belum kuat untuk menjelaskan bahwa dosis ketiga diperlukan, terutama untuk varian Delta.

Yang lebih penting adalah mengetahui dulu apa penyebab pasti, perihal nakes yang menurut asumsi sudah banyak yang mendapatkan vaksinasi tapi masih terkena dan angka kematiannya masih tinggi.

"Apakah memang efektivitas vaksin yang rendah atau ada penyebab lain?," terangnya. 

Ia menambahkan, sebenarnya bukti yang menunjukkan bahwa varian Delta menyebabkan Covid-19 lebih parah daripada varian sebelumnya, masih sangat sedikit sehingga belum bisa disimpulkan varian ini lebih ganas.

Namun, mengenai varian Delta lebih menular memang buktinya sudah lebih kuat.

Baca Juga:BEM KM UGM Gagas Etalase Nasi Gratis Bantu Warga Terdampak Pandemi, Ini Dia Lokasinya

"Lebih menular ini yang menyebabkan kenapa lebih banyak kasus yang berat ketika varian Delta muncul. Karena varian Delta menyebabkan lebih banyak orang sakit dan hal ini akan berbanding lurus dengan meningkatnya orang yang bergejala sedang-berat. Jadi, bukan karena variannya sendiri secara langsung,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak